TRIBUNNEWS.COM - Italia mengalami lonjakan kasus virus corona hingga membuat pencegahan yang lebih ketat diberlakukan.
Terbaru, penggunaan masker semalaman menjadi aturan wajib di tempat-tempat umum di Italia.
Klub-klub malam juga telah diperintahkan untuk ditutup.
Adapun, masker harus digunakan di tempat yang tidak memungkinkan untuk menjaga jarak antara jam 6 sore dan 6 pagi.
Sementara penutupan klub malam dan ruang dansa juga berlaku bagi mereka yang memiliki tempat di outdoor, seperti pantai dan area umum di hotel.
Baca: 7 Kota Terlantar di Dunia dan Kisah Menyedihkan di Baliknya, Termasuk Craco di Italia
Kendati aturan diperketat, pemerintah Italia akan memberikan bantuan ekonomi kepada semua tempat yang harus ditutup.
Keputusan itu dibuat selama pertemuan mendesak para menteri dan pejabat lokal pada Minggu (16/7/2020) sore.
Hal itu buntut dari 479 infeksi baru dan empat kematian akibat COVID-19 dilaporkan secara nasional, Sky News melaporkan.
Beberapa kasus baru selama minggu terakhir ini dilaporkan berkaitan dengan klub malam.
Para menteri juga mengatakan, peningkatan kasus di seluruh Eropa telah mempengaruhi keputusan mereka untuk memberlakukan pembatasan baru.
Baca: Jurnalis Asal Indonesia Cerita Perjalanan Covid-19 di Italia, Ada Xenophobia dan Hoaks Bertebaran
Pada hari Minggu, para wisatawan yang tiba di Bandara Fiumicino Roma dari Kroasia, Yunani, Malta dan Spanyol sekarang sedang di tes virus corona karena banyak kasus dibawa ke Italia dari luar negeri.
Wisatawan dapat di tes di bandara atau dalam waktu 48 jam setelah tiba di kantor kesehatan masyarakat setempat yang lebih dekat dengan rumah atau tujuan mereka di Italia.
Pada hari Sabtu (15/8/2020), kasus harian baru mencapai 600 untuk pertama kalinya sejak Mei.
Italia sebelumnya menjadi negara Eropa yang paling terpukul saat pandemi.
Tetapi kini telah berhasil menekan jumlah kasus dan kematian selama dua bulan terakhir.
Baca: Imbas Wabah Corona, Italia Bebaskan Sejumlah Bos Mafia dari Penjara
Baca: Kondisi Rumah Sakit Terpadat Kasus Covid-19 di Italia: Ruang Tunggu Bagai ICU
Alessio D'Amato, Komisaris Kesehatan untuk Lazio, wilayah termasuk Roma, mengatakan kekhawatiran meningkat tentang meningkatnya jumlah infeksi.
Terutama saat sekolah akan mulai dibuka kembali pada 14 September, sejak pandemi dimulai.
Namun, pencegahan yang lebih ketat di Italia mendapat banyak protes di kalangan masyarakat.
Manajer klub malam memprotes pembatasan yang dinilai tiba-tiba.
Serikat klub dansa Italia (Silb), mengatakan penutupan klub malam dapat merugikan £ 3,6 miliar (Rp 53 triliun).
Baca: Kondisi Rumah Sakit Terpadat Kasus Covid-19 di Italia: Ruang Tunggu Bagai ICU
Bahkan, hal tersebut dapat menimbulkan risiko yang lebih besar sebab akan mendorong masyarakat mengadakan rave party ilegal (pesta bebas).
"Kami telah menjadi kambing hitam untuk infeksi di Italia meskipun tidak ada infeksi yang dilaporkan dalam disko mana pun."
"Karyawan kami akan menganggur. Selain itu, saya tidak melihat tindakan penutupan total yang sama untuk bar, restoran, dan pantai."
"Kami hanya melihat kegelapan di depan kami, saya harap mereka ingat telah meletakkan sektor di trotoar," ujar Pierpaolo Paradiso, manajer disko Praja di Gallipoli.
(Tribunnews.com/Maliana)