TRIBUNNEWS.COM - Mutasi pada virus Covid-19 telah terdeteksi dan dikenal sebagai D614G.
Dilansir BBC, Selasa (18/8/2020) sebuah penelitian pendahuluan dari AS menunjukkan satu mutasi tertentu yakni D614G, menjadi dominan dan dapat membuat penyakit lebih menular.
Para peneliti, dari Los Alamos National Laboratory di New Mexico, juga telah melacak perubahan pada "lonjakan" virus menggunakan database yang disebut Inisiatif Global untuk Berbagi Semua Data Influenza (GISAID).
Mereka mencatat bahwa tampaknya ada sesuatu tentang mutasi khusus ini yang membuatnya bisa tumbuh lebih cepat, tetapi konsekuensinya masih belum jelas.
Baca: Update Corona Global 18 Agustus Siang: 22 Juta Orang Terinfeksi, Turki 250.542, Perancis 219.029
Baca: Cara Penularan Strain D614G, Mutasi Virus Corona Baru yang Dikatakan 10 Kali Lebih Menular
Sementara itu, studi lain dari University College London (UCL) telah mengidentifikasi adanya 198 mutasi berulang pada virus.
"Mutasi itu sendiri bukanlah hal yang buruk dan tidak ada yang menunjukkan SARS-CoV-2 bermutasi lebih cepat atau lebih lambat dari yang diharapkan,"
"Sejauh ini, kami tidak dapat mengatakan apakah SARS-CoV-2 menjadi lebih atau kurang mematikan dan menular." jelas Profesor Francois Balloux.
Melansir The Star, Institut Penelitian Medis Malaysia mendeteksi mutasi dalam tiga kasus dari kelompok Sivagangga dan satu lagi dari kelompok Ulu Tiram.
Malaysia mencatat total 25 kasus Covid-19 baru kemarin, sehingga jumlah total infeksi di negara tersebut menjadi 9.200.
Direktur Jenderal Kesehatan Datuk Dr Noor Hisham Abdullah, mengungkapkan dari total 25 kasus tersebut, 16 kasus adalah kasus impor, dengan sembilan transmisi lokal yang melibatkan tujuh warga Malaysia dan dua warga asing.
“Dari tujuh kasus yang ditularkan secara lokal yang melibatkan warga Malaysia, lima dari cluster Tawar di Kedah, satu dari tes pemeriksaan pra-operasi di Rumah Sakit Queen Elizabeth di Kota Kinabalu dan satu kasus dari cluster Tawar di Penang,” jelasnya.
Dr Noor Hisham menyarankan masyarakat untuk tetap waspada, dan terus melakukan tindakan pencegahan kesehatan.
“Artinya disiplin dalam mengamalkan SOP yang telah ditetapkan, seperti menjaga jarak fisik, menjaga standar higienitas yang tinggi seperti mencuci tangan pakai sabun, memakai masker wajah terutama di tempat umum, tempat keramaian, ruang tertutup dan saat bersentuhan," ujar Dr Noor Hisham.
Baca: Kementerian Kesehatan Malaysia Deteksi Virus Corona Baru yang 10 Kali Lebih Menular
Baca: Ilmuwan: Virus Corona Berasal dari Penambang China 2012 Silam, Derita Batuk Kering hingga Demam
Pengembangan Vaksin
Dilansir BBC, banyak dari vaksin Covid-19 yang saat ini dalam pengembangan, menargetkan lonjakan virus yang muncul, idenya adalah untuk membuat tubuh mengenali elemen unik dari lonjakan tersebut dan akan membantunya melawan seluruh virus.
Tetapi jika lonjakan itu berubah, vaksin yang dikembangkan dengan cara ini bisa menjadi kurang efektif.
Dr Lucy van Dorp, rekan penulis studi UCL, mengatakan kemampuan menganalisis sejumlah besar genom virus bisa menjadi "sangat berharga untuk upaya pengembangan obat".
(Tribunnews.com/Latifah)