Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belakangan tak sedikit yang mempertanyakan keakuratan rapid test.
Apalagi, saat ada warga yang telah melakukan rapid tes sebanyak tiga kali dinyatakan nonreaktif Covid-19, tapi saat tes PCR justru positif Covid-19.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjawabnya.
Menurut Wiku, rapid tes hanya berfungsi sebagai screening masyarakat yang melakukan kontak dekan pasien Covid-19.
Hal itu disampaikan Wiku saat Update Penanganan Covid-19 melalui YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (20/8/2020).
"Kami perlu sampaikan bahwa rapid tes fungsinya adalah fungsi screening," kata Wiku.
Wiku menambahkan, rapid tes tidak bisa dijadikan acuan untuk mendiagnosis seseorang terpapar Corona.
Maka dari itu, rapid tes harus disertai tes lanjutan, seperti tes PCR.
Baca: Hasil Swab Test Tersangka yang Cium Jenazah Pasien Corona Keluar, Anggota Keluarga Ada yang Positif
Baca: Satgas Covid-19 Minta Penyelenggara Jaga Kualitas Hasil Rapid Test
"Apabila fungsi screening tersebut misalnya dites positif, harus dilanjutkan dengan tes PCR. Apabila rapid test-nya negatif tapi memiliki riwayat kontak dengan penderita, tentunya itu harus hati-hati dan melakukan isolasi mandiri," ucap Wiku.
Lebih lanjut, Wiku mengatakan, hal yang diutamakan dalam melakukan rapid tes adalah prinsip kehati-hatian.
Ia pun meminta semua fasilitas kesehatan yang menggunakan rapid tes menjaga kualitasnya.
"Jadi kita semua prinsipnya harus berhati-hati. Demikian pula untuk penyelenggara rapid test, apa pun itu, fasilitas kesehatan mohon agar menjaga kualitas rapid test tersebut agar apabila digunakan dapat memberikan hasil yang optimal," jelas Wiku.
--