Pada kesempatan itu, Jubir Satgas Covid-19 juga merinci soal Peta Zona Risiko penyebaran pandemi Covid-19.
“Dan semua indikator ini berbasis pada data pencatatan dimana sumbernya data surveilans dan database rumah sakit online yang dicatat Kementerian Kesehatan."
"Dan ini adalah sumber data terbaik yang dimiliki Indonesia,” lanjut Wiku.
Baca: Partai Gelora Puji Penanganan Covid-19 Ala Kang Emil di Jabar
Setelah dilakukan pendekatan dan penghitungan, maka dilakukan skoring dan pembobotan sehingga terbagi 4 warna zona.
Warna tersebut katanya dipilih berdasarkan warna kebencanaan yang lazim digunakan untuk mengidentifikasi risiko wilayah dan juga rekomendasi dari WHO.
Zona risiko tinggi atau zona merah skor 0 – 1.80, zona risiko sedang atau zona oranye skor 1.81 – 2.40, zona risiko rendah atau zona kuning skor 2.41 – 3.0.
Adapun zona tidak ada kasus atau zona hijau, tidak tercatat kasus positif atau pernah terdapat kasus namun tidak ada penambahan kasus baru dalam 4 minggu terakhir dan angka kesembuhan 100 persen.
Sementara itu untuk jumlah pemeriksaan per orang nasional, sejauh ini Indonesia baru mencapai 35,6 persen dari standar WHO.
Baca: WHO: 172 Negara Bergabung dalam COVAX untuk Pastikan Akses Vaksin Covid-19
Wiku menyebut Indonesia mengikuti standar yang ditetapkan WHO yakni idealnya 1:1000 orang per minggu.
Di Indonesia idealnya dengan jumlah penduduk 260 juta jiwa, targetnya adalah 267.700 orang per minggu.
Namun Indonesia kata Wiku terus berupaya mengejar target sesuai standar WHO.
Saat ini Indonesia telah mencapai pemeriksaan per orang nasional sebanyak 95.463 orang per minggu.
“Ini memang capaiannya masih jauh dari standar internasional, pemerintah Indonesia berupaya keras untuk memenuhi targetnya," ungkap Wiku.
Saat ini, lanjut Wiku, sudah ada 320 laboratorium dibawah 12 lembaga yang seluruhnya berupaya keras meningkatkan testing dengan baik.
Baca: Unair Berhasil Racik Obat Corona, BPOM Diminta Segera Uji Laboratorium