"Sedangkan jumlah kasus meninggal adapun 6.858 kasus atau 4,34 persen, dimana kasus di dunia 3,44 persen."
"Jadi Indonesia masih lebih tinggi dari rata-rata kasus dunia," jelasnya, dikutip dari Covid19.go.id.
Kabar baiknya lagi berdasarkan grafik kasus positif, beberapa hari terakhir ada kecenderungan adanya penurunan, meskipun belum dapat dikatakan signifikan.
Namun, berdasarkan grafik angka kesembuhan dalam beberapa hari terakhir juga cukup menanjak.
Dan mencapai puncaknya pada 24 Agustus dengan jumlah kesembuhan harian sebanyak 3.560 kasus.
Baca: Danramil di Probolinggo Positif Corona, sang Istri Meninggal karena Covid-19, Koramil Tak Ditutup
Dalam tiga minggu terakhir peningkatannya naik menjadi tiga kali lipat.
"Ini perlu diapresiasi secara nasional dengan pencatatan yang ada dari seluruh daerah dalam 3 minggu terakhir," lanjut Wiku.
Selain itu, ia merinci soal Peta Zona Risiko penyebaran pandemi Covid-19.
Ada 3 indikator kesehatan masyarakat yang menyusun diantaranya epidemiologi, surveilans kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan masyarakat.
"Dan semua indikator ini berbasis pada data pencatatan dimana sumbernya data surveilans dan database rumah sakit online yang dicatat Kementerian Kesehatan."
"Dan ini adalah sumber data terbaik yang dimiliki Indonesia," ujar dia.
Setelah dilakukan pendekatan dan penghitungan, maka dilakukan skoring dan pembobotan sehingga terbagi 4 warna zona.
Warna tersebut katanya dipilih berdasarkan warna kebencanaan yang lazim digunakan untuk mengidentifikasi risiko wilayah.
Baca: Klaster Baru Virus Corona di Jatim, 14 Orang di Lapas Mojokerto Positif Covid-19
Selain itu, juga rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).