Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Maruf Amin menerima laporan perkembangan produksi vaksin Covid-19 yang saat ini telah mencapai uji klinis tahap tiga dari Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir.
“Setelah uji klinis selesai di bulan Januari, kita akan segera memproduksi vaksin-vaksin tersebut menjadi vaksin jadi dan nanti akan dipercepat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mendapatkan proses registrasi. Mungkin sekitar bulan Februari paling cepat, kita sudah bisa melakukan program vaksinasi ini kepada masyarakat Indonesia,” kata Honesti Basyir melalui video conference, Kamis (27/8/2020).
Saat ini, menurut Honesti, sebagai strategi jangka pendek, Bio Farma telah melakukan kerja sama dengan perusahaan vaksin asal Tiongkok, Sinovac Biotech Ltd dan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI).
Dalam kerja sama tersebut, Sinovac sepakat akan memberikan prioritas kepada Indonesia selama periode April-Desember 2021 sebanyak 210 juta dosis.
Baca: Erick Thohir Pastikan Kerja Sama dengan Sinovac Win to Win: Bio Farma Bukan Tukang Jahit
“Kerjasama dengan Sinovac bukan satu-satunya yang dilakukan untuk mendapatkan akses tercepat. Jadi dengan CEPI kita juga komunikasi dan juga menyiapkan kapasitas produksi kita,” imbuhnya.
Adapun untuk strategi jangka panjang, Bio Farma telah bekerja sama dengan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Kementerian Riset dan Teknologi untuk mengembangkan vaksin yang berbasis kepada strain virus orang Indonesia.
“Mereka akan memberikan bibit vaksin dan Bio Farma yang akan melakukan uji klinis dan produksi,” terangnya.
Baca: Jokowi Tinjau Fasilitas Produksi Vaksin Covid-19 di Bio Farma, Siap Produksi hingga 250 Juta Dosis
Terkait dengan kehalalan vaksin, hasil kerja sama dengan Sinovac yang sedang dikembangkan saat ini, Honesti menjelaskan Sinovac telah memberikan jaminan bahan baku yang digunakan bebas dari kandungan gelatin babi (Porcine).
“Kami sudah mendapatkan statement letter (surat pernyataan) dari Sinovac, kalau mereka menyatakan bahwa bahan baku yang diproduksi mereka itu tidak mengandung Porcine,” ungkapnya.
Meskipun demikian, Honesti menilai masih diperlukan uji kehalalan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) guna mendapatkan sertifikasi halal resmi.
“Nanti akan segera kita laporkan kepada LPPOM MUI untuk bersama-sama ditindaklanjuti melalui berbagai macam uji yang dibutuhkan nanti untuk menjamin bahwa memang vaksin ini bisa dijamin kehalalannya,” katanya.
Rusia tawarkan vaksin Sputnik V
Rusia melalui Lembaga Dana Investasi Rusia (Russian Direct Investment Fund/RDIF) menawarkan vaksin Covid-19 bernama Sputnik V kepada Indonesia.