Pemerintah pun telah melakukan sejumlah langkah untuk penyediaan vaksin.
Mulai dari pengembangan vaksin sendiri yang disebut vaksin Merah Putih hingga pengadaan vaksin hasil kerjasama dengan negara lain.
Vaksin Merah Putih dikembangkan oleh Kementerian Riset dan Teknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional serta Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.
Presiden Jokowi mengatakan, Vaksin Merah Putih ini siap diproduksi pada pertengahan 2021.
"Pada saat yang bersamaan kita mengembangkan vaksin dengan strain Indonesia yang kita namakan vaksin Merah Putih yang dikerjakan oleh konsorsium nasional kita yang melibatkan lembaga biologi molekuler Eijkman kemudian perguruan tinggi-perguruan tinggi dan juga lembaga-lembaga penelitian kita," kata Presiden kepada Gubernur se-Indonesia dalam rapat pengarahan di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa, (1/9/2020).
Vaksin Merah putih saat ini sudah masuk pada tahap pembuatan benih vaksin dan akan rampung pada 2021 mendatang.
"Saat ini vaksin merah putih dalam tahap pembuatan benih vaksin dan prosesnya sudah sekitar 30 sampai 40% dan direncanakan dapat diuji klinis pada awal tahun depan Insya Allah ini siap produksi di pertengahan 2021," tuturnya.
Baca: Peneliti Temukan Tes Air Liur Dapat Deteksi Virus Corona, Disebut Sama Andalnya dengan Tes PCR
Adapun untuk pengadaan vaksin dengan negara lain, pemerintah bekerjasama dengan sejumlah negara.
Kerjasama yang pertama yang sudah dalam pendampingan BPOM yakni PT Sinovac dengan PT Biofarma, lalu kerjasama kedua Sinopharm dengan Kimia Farma bersama Grup 42 dari Uni Emirat Arab dan kerjasama ketiga ialah Genexine dengan PT Kalbe Farma.
"Dan juga beberapa komunikasi dengan negara lain yang sudah memulai komunikasi untuk tahap-tahap pengembangan selanjutnya" kata Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito.
Pada perkembangan uji klinis vaksin kerjasama Sinovac dengan Biofarma, telah dimulai pada 11 Agustus 2020 oleh tim peneliti dari kedokteran Universitas Padjajaran dan subjek uji klinis sebanyak 1.620 orang.
"Saat ini sudah ada 1.800 sukarelawan yang telah mendaftar, dan hingga akhir Agustus 2020 terdapat sekitar 500 orang direktur dan sudah mendapat tahap penyuntikan," jelas Penny.
Ia menyakini, BPOM siap mengawal mulai pemberian persetujuan protokol uji klinis, pelaksanaannya dan evaluasi hasil uji klinis untuk situasi darurat, serta persiapan sarana produksi di Biofarma untuk melakukan transfer teknologi dalam mewujudkan vaksin menjadi produk komersil.
Pada kerjasama vaksin Sinopharm - G42 dengan Uni Emirat Arab, saat ini telah mencapai kesepakatan.