News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Pakar Epidemiologi UI Prediksi Kasus Covid-19 di Indonesia Masih Akan Naik Hingga 2021

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas PPSU menyelesaikan pembuatan mural sosialisasi bahaya Covid-19 di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Senin (10/8/2020). Berdasarkan data dari Satgas Penanganan Covid-19 per 10 Agustus 2020, kasus positif di Indonesia telah mencapai 127.083 orang, dengan total pasien yang sembuh 82.236 orang dan meninggal dunia 5.765 orang. Tribunnews/Irwan Rismawan

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pakar epidemiologi FKM Universitas Indonesia Pandu Riono memprediksi kasus Covid-19 di Indonesia masih terus mengalami peningkatan kasus sampai tahun 2021

Menurutnya, hal itu terjadi apabila pengendalian penyebaran virus corona masih lambat seperti saat ini.

Ia beralasan, penanganan yang dilakukan pemerintah masih belum bisa pengendalian penyebaran virus asal Tiongkok ini.

Hal itu disampaikan dalam.Webinar '6 Bulan Covid-19 di Indonesia, Kapan Berakhirnya?', Kamis (3/9/2020).

"Sampai tahun ini naik terus (angka kasus Covid-19), kalau kita tidak melakukan serius melakukan percepatan pengendalian," ujar Pandu.

"Kita belum selesai gelombang pertama. Jangan sampai ada gelombang kedua dan ketiga," sambung dia.

Baca: Daerah Manahan Solo Jadi Klaster Corona, dari Tracing Pasien Covid-19 yang Meninggal

Baca: Sempat Menurun, Kasus Covid-19 di Jakarta Hari Ini Kembali Naik Lebih dari 1.000 Kasus

Pegawai PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. mencuci tangan di wastafel yang disiapkan oleh Bank BTN di salah satu area pintu masuk Menara BTN, Jakarta, Senin (31/8/2020). Bank BTN terus berupaya meningkatkan protokol kesehatan untuk meminimalisir dampak dari peningkatan kasus Covid-19 di kluster perkantoran yang akhir-akhir ini mengalami peningkatan di Jakarta. Wastafel Covid BTN disiapkan oleh perseroan di sudut-sudut menara BTN yang bisa dimanfaatkan oleh seluruh pengguna gedung ketika akan memasuki area gedung BTN. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Pandu mengatakan, hal terpenting yang harus dilakukan kini adalah surveillance, testing, dan pelacakan kasus, seperti strategi pemetaan kasus di daerah paling terdampak.

"Kuncinya surveillance, testing, dan pelacakan kasus. Semua itu berada di bawah komando Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI," jelas dia.

Akademisi dari UI itu menyarankan, agar pemerintah dapat memperkuat layanan primer terdepan yakni puskesmas untuk melakukan testing, pelacakan kasus, maupun isolasi mandiri.

"Kita belum optimalkan layanan primer. Contohnya Vietnam dan Thailand mereka negara yang memperkuat layanan primer di tengah-tengah masyarakat," harap dia.

Mengilhami hal itu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit , Achmad Yurianto, mengakui, penanganan covid-19 selama 6 bulan ini belum maksimal.

Namun ia memastikan, progres ke arah lebih baik terus ditingkatkan dengan kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah

"Banyak progres positif mengarah lebih baik. Kita terus meminta daerah untuk menjadi lead penanganan, agar tidak selalu menunggu arahan pusat. Kerja sama ini sudah bagus. Dan memang diakui pandemi belum selesai," ungkap Yuri.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini