Untuk itu, ia meminta masyarakat selalu waspada terhadap bahaya Covid-19.
Selain itu, juga agar tidak lagi menganggap pandemi Covid-19 sebagai konspirasi yang menguntungkan para tenaga kesehatan.
"Ratusan nakes yang gugur menunjukkan bahwa Covid-19 itu bukan konspirasi kami para dokter, bukan konspirasi kami para tenaga kesehatan."
"Tetapi itu adalah fakta yang memang harus kita hadapi bersama," kata Eva, dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com.
Baca: 181 Nakes Meninggal, Angka Kematian Tenaga Kesehatan RI Disebut Salah Satu yang Terbesar di Dunia
Baca: Amnesty Internasional: Di Tingkat Global Ada 7.000 Tenaga Kesehatan Meninggal Saat Hadapi Covid-19
Eva mengungkapkan, para dokter selalu merasa teriris hatinya setiap kali mendengar kabar ada rekan sejawatnya yang gugur akibat Covid-19.
Kendati demikian, para dokter tidak boleh gentar melawan Covid-19, meski ancaman Covid-19 sangat nyata.
Sebab, para dokter telah terikat pada sumpah dan etika profesi dokter.
"Kami tetap pada sumpah dan janji kami melayani pasien sampai titik darah penghabisan."
"Sampai wabah Covid- ini berakhir, sampai ini selesai," terang Eva.
Eva meminta agar masyarakat untuk mempercayai dan mendukung kerja-kerja para tenaga kesehatan untuk menolong sesama.
"Mohon dukung kami, jangan kami dimusuhi di lapangan, jangan kami dianggap mencari keuntungan di tengah wabah."
"Mohon kepada rakyat Indonesia, tolong patuhi protokol kesehatan," tegas Eva.
Luncurkan pusara digital
Sebelumnya, Relawan Lapor Covid-19 meluncurkan pusara digital untuk mengenang para tenaga kesehatan yang telah gugur akibat Covid-19.