News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

WHO Pesimis Vaksin Corona Tersedia Sampai Pertengahan 2021

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi vaksin virus corona. AS menolak tawaran vaksin dari Rusia.

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, GENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pesimis atas ketersediaan vaksin Covid-19 hingga pertengahan 2021.

"Sejauh ini, tak satu pun dari calon vaksin dalam uji klinis yang menunjukkan sinyal jelas kemanjuran pada tingkat setidaknya 50% yang dicari oleh WHO, kata juru bicara WHO Margaret Harris, seperti dikutip Reuters, Minggu (6/9/2020).

Harris mengatakan, bahwa pentingnya pemeriksaan ketat terhadap keefektifan dan keamanan vaksin. Ia merujuk pada fase dalam penelitian vaksin di mana uji klinis besar-besaran di antara manusia dilakukan.

"Tahap 3 ini harus memakan waktu lebih lama karena kita perlu melihat seberapa protektif vaksin itu dan kita juga perlu melihat seberapa aman vaksin itu," tambahnya dalam press briefing di PBB.

Ia melanjutkan, semua data dari uji coba harus dibagikan dan dibandingkan.

"Banyak orang telah divaksinasi dan apa yang kami tidak tahu adalah apakah vaksin itu bekerja ... pada tahap ini kami tidak memiliki sinyal jelas apakah itu memiliki tingkat kemanjuran dan keamanan yang bermanfaat ...,".ungkapnya.

Sebelumnya, Rusia melakukan uji vaksin Covid-29 selama kurang dari dua bulan pengujian pada manusia.
Hal itu mendorong beberapa ahli Barat untuk mempertanyakan keamanan dan kemanjurannya.

Tak lama berselang, Amerika Serikat juga menyatakan siap mendistribusikan vaksin paling cepat akhir Oktober atau menjelang pemilihan AS pada 3 November mendatang, kepada tenaga medis dan pekerja di perbatasan.

Aliansi vaksin WHO dan GAVI memimpin rencana alokasi vaksin global COVAX, untuk membantu membeli dan mendistribusikan vaksin secara adil.

Fokusnya adalah memvaksinasi orang-orang yang paling berisiko tinggi di setiap negara seperti petugas kesehatan.

COVAX bertujuan untuk mendapatkan dan mengirimkan 2 miliar dosis vaksin yang disetujui pada akhir 2021, tetapi beberapa negara telah mengamankan pasokan mereka sendiri melalui kesepakatan bilateral.

"Pada dasarnya, pintunya terbuka. Kami terbuka. Yang dimaksud dengan COVAX adalah memastikan semua orang di planet ini akan mendapatkan akses ke vaksin," tutur Harris.

Sementara Indonesia diketahui sedang mengembangkan kerjasama internasional. Kerjasama yang pertama yang sudah dalam pendampingan BPOM yakni PT Sinovac dengan PT Biofarma, lalu kerjasama kedua Sinopharm dengan Kimia Farma bersama Grup 42 dari Uni Emirat Arab dan kerjasama ketiga ialah Genexine dengan PT Kalbe Farma.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini