TRIBUNNEWS.COM - Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman, mengaku puas dan mendukung keputusan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, yang akan kembali memperketat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta.
Dicky mengatakan, selama ini pihaknya sangat selektif dalam memberikan dukungan PSBB.
Pasalnya, menurut Dicky, PSBB adalah strategi tambahan dalam penanggulangan pandemi yang memiliki konsekuensi secara ekonomi dan sosial, sehingga keputusan harus benar-benar matang dan berdasarkan data epidemiologi serta data valid lainnya.
Baca: DKI Jakarta Akan Berlakukan Lagi PSBB, Begini Respons Wakil Ketua DPR
Melihat situasi pandemi virus corona (Covid-19) di Jakarta saat ini, Dicky menilai PSBB yang ketat memang langkah cepat yang diperlukan.
"Pada situasi saat ini, saya melihat dan saya mendukung, memang harus segera mengambil langkah satu step di awal," kata Dicky dalam wawancaranya di acara Sapa Indonesia Malam yang disiarkan langsung melalui Kompas TV, Kamis (10/9/2020).
Dicky menekankan, PSBB kali ini harus benar-benar didukung oleh semua pihak.
Ia berharap tidak optimalnya PSBB pertama, yang disebabkan kurangnya peran aktif berbagai pihak, tidak lagi terulang.
"Sekali lagi ini harus didukung semua pihak," tegas Dicky.
"Jangan mengulang PSBB yang sebelumnya, yang saya lihat, tidak optimal karena kurangnya dukungan banyak sektor dan termasuk dalam hal ini masyarakat peran aktifnya masih minim sebelumnya," sambung dia.
Dicky menambahkan, PSBB kali ini merupakan kesempatan untuk mencegah kondisi yang lebih genting.
"Inilah saat di mana kita mumpung belum pada situasi yang sangat genting sekali."
"Sekarang sudah genting tapi belum sangat genting sekali, sehingga keputusannya harus segera diambil," kata Dicky.
Baca: Jakarta PSBB Kembali: Bhayangkara FC Tetap Ingatkan Para Pemainnya Hal Ini
Sementara itu, Dicky menyebutkan, perhitungan penuhnya rumah sakit pada 17 September mungkin saja mundur dari perhitungan.
Kendati demikian, ia menegaskan, tingginya angka kematian memang sudah seharusnya disikapi secara serius.