TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan, permasalahan pandemi Virus Corona atau Covid-19 adalah masalah kesehatan.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Kemenkes Achmad Yurianto mengatakan, memang kesehatan bukan segala-galanya, tetapi tanpa kesehatan segalanya menjadi tidak ada gunanya.
"Jadi tidak ada lagi sebenarnya tawar-menawar apakah ini masalah kesehatan apakah ini masalah ekonomi, tidak ada," ucap Yuri saat wawancara eksklusif dengan Tribunnews.com, Jumat (11/9/2020).
"Bagaimanapun juga, tanpa kesehatan, segala-galanya jadi tidak berguna," sambung Yuri.
Baca: Komisi IX DPR Minta Pemerintah Pusat dan Daerah Satu Komando Tangani Covid-19
Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga angkatan 1990 itu menjelaskan, masyarakat harus ditempatkan sebagai subyek sekaligus obyek dalam penanganan Covid-19.
Sejauh ini, kata Yuri, masyarakat Indonesia masih ditempatkan sebagai objek dalam penerapan kebijakan penanganan Covid-19 oleh pemerintah.
"Kalau kita melihat mengapa pakai masker, sebagian akan menjawab karena tidak mau didenda, bukan pakai masker karena tidak kepingin ketularan," tutur dia.
"Ini menunjukkan bahwa masyarakat masih kita tempatkan sebagai obyek dari upaya pengendalian penyakit ini," jelas Yuri.
Menurut Yuri, penanganan Covid-19 yang menempatkan masyarakat sebagai obyek ini penyebab minimnya rasa tanggung jawab masyarakat terhadap kondisi kedaruratan kesehatan saat ini.
Yuri telah menengarai masalah ini sejak awal waktu dirinya masih menjabat Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19.
Salah satunya menyangkut kebijakan aktivitas kantor dengan 50 persen karyawan yang dinilai tidak efektif mencegah penularan Covid-19.
"Orang setelah sampai di kantor, ini karakter yang sudah saya lihat sendiri. Misal seseorang satu kantor sama A dan B sudah bertahun-tahun, sudah kenal dia, ngapain pakai masker sama dia," katanya.
"Yaudah itukan teman saya satu kantor, padahal satunya berangkat dari Tangerang, satunya dari Depok, satunya dari Bekasi, berkumpul di kantor. Atau enggak mereka telponan janji makan siang," katanya lagi.