News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

15 Hotel Berbintang Disulap Jadi Tempat Karantina Orang Tanpa Gejala, Biaya Ditanggung Pemerintah

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah pekerja bergegas pulang usai bekerja di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (14/9/2020). Pemerintah Provinsi DKI memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketat mulai hari ini hingga dua pekan ke depan untuk meredam penyebaran virus corona (Covid-19). Kapasitas karyawan dalam gedung perkantoran baik pemerintah maupun swasta dibatasi maksimal hanya 25 persen. Tribunnews/Jeprima

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam beberapa pekan terakhir kasus positif corona di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta, terus melonjak.

Mayoritas kasus yakni pasien tanpa gejala yang menjalani isolasi mandiri di rumah.

Padahal, kondisi dan fasilitas di rumah tak mendukung untuk isolasi mandiri. Akibatnya, tingkat penularan Covid-19 semakin meningkat.

Kondisi tersebut tak dipungkiri pemerintah. Karena itu pemerintah kemudian menggandeng 15 hotel bintang 2 dan 3 digunakan sebagai tempat isolasi pasien tanpa gejala atau orang tanpa gejala (OTG).

"Kita sudah kerja sama dengan hotel bintang 2 dan 3 untuk menjadi fasilitas karantina. Ada 15 hotel bintang 2 dan 3 di Jakarta dengan kapasitas 3 ribu (tempat tidur). Ini sudah kerja sama dengan grup hotel," ujar Presiden Jokowi saat membuka rapat terbatas soal 'Laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional' di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (14/9/2020).

Jokowi menyatakan, fasilitas karantina di hotel disiapkan agar pasien tanpa gejala tak berkumpul dengan keluarga di rumah. Sehingga potensi penularan di tingkat keluarga yang akhir-akhir ini meningkat bisa ditekan.

"Pemerintah menyiapkan pusat karantina agar tidak melakukan isolasi mandiri yang berpotensi menularkan ke keluarga," ucapnya.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan, 15 hotel yang disiapkan itu diantaranya yakni Hotel Accord, Novotel, Hotel Ibis, Hotel Harris dan lainnya. Jumlah hotel menurut Terawan dapat ditambah apabila diperlukan.

Dari 15 hotel berbintang yang disiapkan pemerintah untuk isolasi mandiri para OTG itu, tersedia kapasitas 1.500 kamar atau 3.000 orang.

"Di samping itu hotel-hotel tersebut juga siap membantu pemerintah bila memerlukan hotel untuk isolasi di luar Jakarta,"
katanya.

Penyiapan fasilitas untuk Isolasi mandiri tersebut dilakukan setelah Pemprov DKI menyiapkan regulasi yang mewajibkan semua pasien Covid-19 diisolasi di rumah sakit ataupun tempat yang disediakan pemerintah.

Dengan begitu, nantinya tidak akan ada isolasi mandiri bagi pasien Covid-19 meski hanya bergejala ringan atau tanpa gejala.

Baca: BREAKING NEWS: Bupati Jeneponto Umumkan Dirinya dan Sang Istri Terpapar Covid-19

Ketua Satgas Penanganan COVID-19, Letjen TNI Doni Monardo mengatakan, kamar di hotel bintang 2 dan 3 itu akan ditempati masyarakat dengan kategori orang tanpa gejala (OTG) corona.

Ia menyebut hotel-hotel yang disiapkan sebagai tempat karantina berada di daerah yang memiliki kasus tinggi.

Doni juga menjamin seluruh biaya nantinya akan ditanggung pemerintah.

"Biaya untuk menerima masyarakat tersebut dijamin pemerintah. Teknis akan diatur Satgas. Nanti Satgas akan lihat dan evaluasi provinsi mana saja dengan tingkat kasus sangat tinggi yang butuh campur tangan pemerintah pusat," ucap Doni.

Dengan disiapkannya tempat karantina di sejumlah hotel berbintang, Doni meminta para kepala daerah, termasuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, untuk tidak menggunakan gelanggang olahraga (GOR) sebagai tempat isolasi kasus positif Covid-19. Menurut Doni, kualitas tempat tersebut kurang memadai.

"Kami sampaikan pesan kepada Gubernur DKI, untuk sementara jangan lagi gunakan tempat-tempat misalnya GOR, balai-balai yang mungkin kualitasnya tidak memadai. Intinya adalah menyiapkan lebih banyak tempat untuk isolasi mandiri agar tidak ada masyarakat yang melakukan isolasi mandiri di daerah atau rumah yang secara kesehatan tidak memadai. Ini semuanya kita fasilitasi," tambahnya.

Doni menyebut, fasilitas isolasi bagi warga yang terpapar Covid-19 di hotel berbintang ini tidak hanya untuk Jakarta, melainkan juga di sejumlah daerah lainnya.

"Termasuk hotel bintang dua, tiga, yang telah kami koordinasikan. Untuk DKI sudah berjalan koordinasinya. Kemudian juga Jabar khusus Depok dan Bekasi. Sumut di Medan. Semarang dan Surabaya juga. Jadi di kota-kota ini, selain tempat isolasi dan karantina mandiri yang disiapkan pemda, pemerintah pusat juga siapkan hotel bintang dua, tiga," jelas Doni.

Baca: Masih Zona Merah Covid-19, Kota Ambon Lanjutkan PSBB Transisi Tahap V

Kapasitas Rumah Sakit

Selain menggandeng hotel berbintang untuk dijadikan tempat karantina, Pemerintah juga memastikan ketersediaan tempat tidur dan ICU di rumah sakit rujukan pasien Covid-19 di Jakarta.

Presiden Jokowi telah meminta Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto melakukan audit dan koreksi mengenai protokol keamanan tenaga kesehatan dalam menangani pasien dengan kasus berat.

"Untuk kasus-kasus yang berat, saya minta menkes segera melakukan audit dan koreksi protokol keamanan untuk tenaga kesehatan dan pasien di seluruh rumah sakit, sehingga rumah sakit betul-betul menjadi tempat aman dan tidak menjadi klaster penyebaran Covid," ucap mantan wali kota Solo itu dan Gubernur DKI itu.

Jokowi mengatakan, rumah sakit darurat Wisma Atlet Kemayoran hingga saat ini masih mampu menampung 2.581 pasien gejala ringan, yang terdiri atas 858 tempat tidur di tower 6 dan 1.723 di tower 7.

Sedangkan untuk flat isolasi mandiri di Wisma Atlet juga masih tersedia sebanyak 4.863 tempat tidur di tower 4 dan 5.

Selain itu, tempat isolasi juga masih tersedia di balai pelatihan kesehatan di Ciloto yang mampu menampung 653 orang dan juga sejumlah tempat isolasi lainnya di balai pelatihan kesehatan di Batam, Semarang, dan juga Makassar.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan berdasarkan data Minggu 13 September pukul 12.00 WIB, masih ada ketersediaan tempat tidur kosong di RS di DKI.

"Untuk DKI Jakarta masih mampu melakukan perawatan pasien Covid-19 dengan rincian sebagai berikut untuk merawat pasien Covid-19 gejala sedang, masih terdapat ruang isolasi pasien yang kosong berjumlah 1088 tempat tidur dari 4271 tempat tidur," kata Terawan usai rapat terbatas Laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (14/9/2020).

Baca: Ilmuwan Khawatir karena Perusahaan Vaksin Covid-19 Kurang Terbuka Mengenai Detail Keamanan Produknya

Jumlah kapasitas tempat tidur untuk pasien dengan gejala sedang tersebut menurut Terawan akan ditambah sekitar 25 persen.

"Dalam beberapa hari ke depan ruang isolasi ini akan ditambah sebanyak 1.022 tempat tidur. sehingga menjadi 5.293 tempat tidur," katanya.

Selain itu menurut Terawan masih tersedia tempat tidur kosong untuk merawat pasien gejala berat di RS DKI. Terdapat 115 ruang ICU yang kosong dari jumlah 584 ruang ICU. Jumlah tempat tidur ICU tersebut, juga akan ditambah.

"Dalam beberapa hari ke depan dapat ditambah sebanyak 138 tempat tidur ICU sehingga total menjadi 722 tempat tidur," ujarnya.

Sebelumnya ketersediaan tempat tidur di rumah sakit menjadi kekhawatiran seiring meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia.

Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, Akmal Taher mengakui, sejumlah Rumah Sakit (RS) melebihi kapasitas batas dalam menangani pasien virus corona.

Untuk itu, pemerintah sedang menyiapkan pengalihan pasien Covid-19 bergejala ringan ke Wisma Atlet yang masih memiliki tempat memadai.

"Jadi memang beberapa rumah sakit sudah hampir over kapasitas, namun sebagian masih ada," kata Akmal dalam diskusi virtual, Sabtu (12/9/2020).

"Sekarang mencoba memilah-milah pasien mana yang bisa kita ada satu-satunya tempat yang masih agak lumayan kapasitasnya hanya di Wisma Atlet," sambung dia.

Meski demikian, pengalihan pasien bergejala ringan ke Wisma Atlet masih juga terkendala akan ketersediaan tenaga medis dan kesehatan.

Baca: UPDATE Corona Indonesia 14 September 2020: Bertambah 3.395‬, Total Pasien Sembuh Capai 158.405

"Tapi penambahan enggak bisa berapa pun karena kalau nambah tempat tidur bisa nambah cepat tapi sumber daya manusia tak bisa," ucapnya.

Akmal melanjutkan, saat ini pemerintah juga tengah menyiapkan koordinasi dengan rumah sakit agar memprioritaskan pelayanan hanya untuk pasien Covid-19.

"Kita buat kordinasi antar rumah sakit kemudian menyatakan rumah sakit hanya menerima covid. Pengalihan pasien non covid ke rumah sakit lain, betul sudah diambil tindakan yang tak biasa memindahkan pasien yang mau sembuh ke Wisma Atlet karena pasien tak bisa diatur mau kemana," ungkap Akmal. (tribun network/fik/yud/dod)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini