Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan, pemerintah melakukan berbagai kerja sama dalam pengembangan vaksin virus corona atau Covid-19.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, sudah ada kerja sama PT Astra Zeneca Indonesia dengan University Oxford atau Imperial College London.
Kemudian, lanjutnya, pemerintah juga kerja sama dengan GAVI dan CEPI melalui kegiatan multialetral kelembagaan berbagai negara.
Baca: Kabar Covid-19: Jokowi Beri Ini ke Anies hingga 2 Jenis VaksinĀ Bakal Diberikan Pemerintah
"Melalui GAVI dan CEPI ini harga vaksin diperkirakan akan lebih rendah sekitar 3 dolar Amerika Serikat (AS) sampai 5 dolar AS," ujarnya dalam acara virtual, Selasa (15/9/2020).
Baca: Ilmuwan Khawatir karena Perusahaan Vaksin Covid-19 Kurang Terbuka Mengenai Detail Keamanan Produknya
Bahkan harga vaksin tersebut lebih murah dibanding kerja sama Sinovac, China dengan PT Bio Farma yang sudah masuk uji klinis fase 3 di China, Brazil, Bangladesh, Indonesia dan Turki hingga diprediksi rampung Desember 2020.
"Sementara Sinovac itu itu antara 10 dolar AS sampai dengan 20 dolar AS (Rp 300 ribu berdasarkan kurs Rp 15.000 per dolar AS)" kata Airlangga.
Selain itu, juga ada kerja sama pengembangan vaksin Moderna dari AS, Genexine dari Korea Selatan, dan juga Merah Putih.
Baca: Oxford Akan Melanjutkan Uji Coba Vaksin Covid-19 Setelah Sempat Dihentikan Sementara
"Perkembangan vaksin kita sendiri, vaksin merah putih ini diharapkan juga masuk dalam fase III pada pertengahan atau kuartal III tahun 2021. Nah ini memang berbagai vaksin jenis imunisasinya berbeda, demikian pula harganya," pungkasnya.