TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Indonesia melakukan penandatanganan kesepakatan dengan organisasi pendanaan untuk anak-anak atau UNICEF dalam rangka kerja sama menghadirkan vaksin Covid-19 yang aman, luas, dan
terjangkau.
Penandatanganan MOU for the Provision of Procurement Services Kementerian Kesehatan RI
dan Perwakilan UNICEF itu disiarkan secara virtual, Rabu (16/9/2020).
Tampak hadir Menteri Kesehatan RI, Terawan, Debora Comini, perwakilan UNICEF di Indonesia, Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi, serta Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir.
Terawan mengatakan, Indonesia bekerja keras untuk mendapatkan vaksin corona yang aman, efektif,
dan dalam skala besar.
Salah satunya, menjalin komunukasi dengan GAVI (Global Alliance for Vaccine and Immunization), CEPI (Coalition for Epidemic Preparedness Innovations), dan WHO melalui COVAX.
"Peran UNICEF dalam COVAX sangat penting yakni akan memastikan setiap negara termasuk Indonesia memiliki akses vaksin yang aman, cepat dan merata," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, perwakilan UNICEF di Indonesia Debora Comini mengatakan, pengadaan vaksin merupakan upaya kolektif yang harus melibatkan banyak pihak.
"Pengadaan vaksin harus melalui solidaritas dan kerja sama internasional. Suatu negara tidak bisa bekerja sendirian. Kami berharap vaksin covid-19 dapat hadir sesegera mungkin. Kami juga ingin memastikan vaksin tersedia untuk semua orang, termasuk semua anak-anak," harap Comini.
Tersedia 2021
Pada kesempatan yang sama juga, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut, ketersediaan vaksin Covid-19 melalui jalur multilateral dapat diperoleh pada 2021 mendatang.
Ia melanjutkan, jalur multilateral itu berasal dari skema GAVI (Global Alliance for Vaccine and Immunization), CEPI (Coalition for Epidemic Preparedness Innovations), dan WHO melalui Covax Facility
"Perkiraan, vaksin melalui jalur multilateral ini akan tersedia tahun 2021," ujar mantan dubes RI untuk
Belanda ini.
Retno mengatakan, Indonesia saat ini telah ditetapkan memenuhi syarat sebagai negara kategori advance market commitment (AMC) dalam kerangka Gavi, Covax Facility, yakni terdapat bantuan keringanan financial melalui mekanisme official development assistance (ODA).
Untuk itu, Indonesia terus mengintensfikan komunikasi dengan GAVI dan Covax Facility mengenai waktu ketersediaan vaksin, maupun harga vaksin menjadi lebih murah.
“Diharapkan vaksin dalam mekanisme multilateral sudah ada, maka semua infrastruktur yang diperlukan
sudah siap sehingga tidak terjadi delay dalam deliverynya,” harap dia.
Retno mengatakan, Indonesia terus berupaya untuk mengupayakan akses vaksin baik melalui kerjasama bilateral maupun multilateral.
“Semua ikhtiar kita jalankan baik jangka pendek termasuk jalur multilateral maupun jalur jangka panjang
melalui kemandirian vaksin dengan pengembangan vaksin dalam negeri,” kata Menlu.
(rina/tribunnetwork/cep)