TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak diberlakukan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total di DKI Jakarta, pergerakan angkutan umum dinilai mengalami penurunan.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan, selama tiga hari sejak berlakunya PSBB pada 14 September 2020 angkutan umum mengalami penurunan.
"Tetapi saat ini sudah ada pergerakan naik kembali, karena masyarakat sudah mulai terbiasa dengan PSBB yang sebelumnya terjadi," ujar Budi Setiyadi dalam diskusi virtual, Jumat (18/9/2020).
Ia juga menyebutkan, kondisi PSBB ini memang sangat berpengaruh terhadap kondisi transportasi sekarang ini khususnya untuk di kota Jakarta.
Budi Setiyadi juga menjelaskan, bahwa data angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) untuk kedatangan dan keberangkatan memiliki angka yang sangat jauh selisih jumlahnya.
Baca: Pimpinan DPR: PSBB DKI Seharusnya Hanya di Tingkat Mikro yakni RT RW
"Misalnya pada April 2020 jumlah kendaraan yang datang sebanyak 579.328 kendaraan namun pada Mei 2020 menjadi 5.799 kendaraan," kata Budi.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, untuk kedatangan jumlah penumpang pada April sebanyak 2,7 juta penumpang, sedangkan pada Mei hanya 26.004 penumpang.
"Begitu pun perbandingan untuk keberangkatannya antara April dan Mei sangat signifikan selisihnya, yakni untuk penumpang yang berangkat sebanyak 2,9 juta penumpang dan Mei hanya 36.232 penumpang saja," kata Budi.
Meski begitu, lanjut Budi, pada Juni 2020 tren tersebut mengalami kenaikan sebesar 92 persen terhadap bulan Mei.
"Armada angkutan umum pada saat sebelum adanya Covid-19 cukup tinggi sekali, namun demikian setelah mendekati bulan Mei mulai turun 99 persen," lanjutnya.