TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengucap syukur atas rasio kesembuhan pasien Covid-19 yang terus menunjukkan peningkatan.
Menurut Presiden, pada 25 September, rasio kesembuhan di Indonesia mencapai 73,5 persen.
Hal itu diungkapkan Jokowi saat membuka Muktamar IV Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (26/9/2020).
"Alhamdulillah per 25 September, angka kesembuhan kita mencapai 196 ribu orang dengan tingkat kesembuhan 73,5%. Ini semakin meningkat, alhamdulillah. Dan akan terus kita tingkatkan. Angka kematian juga akan terus kita tekan. Jumlah kasus harian kita turunkan dan terus kita tekan agar kurva bisa segera melandai," kata Jokowi.
Diketahui, pada 25 September, kasus Covid-19 di Indonesia sebesar 266.845.
Jumlah pasien sembuh mencapai 196.196 orang dan kasus meninggal dunia sebesar 10.218 orang.
Dalam kesempatan itu, Presiden juga menyampaikan pertumbuhan ekonomi negara-negara di dunia yang mencapai minus di kuartal ke-2 karena pandemi Covid-19.
Indonesia salah satunya mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi dari 2,97 persen (kuartal I) menjadi -5,32 persem (kuartal II).
Maka dari itu, Kepala Negara mengajak masyarakat untuk bersama-sama mencegah penyebaran virus Covid-19 dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan.
Baca: Paling Lambat Januari 2021 Vaksinasi Covid-19 Dimulai, Disiapkan 86 Juta Vaksin
"Saya ajak bersama-sama untuk menjaga hidup bersih dan sehat sebagaimana diajarkan Islam, mengikuti protokol kesehatan dengan memakai masker, jaga jarak, sering-sering cuci tangan, jaga wudhu, hindari kerumunan, termasuk tidak selenggarakan kegiatan yang kumpulkan orang banyak," jelas Jokowi.
Jokowi juga menegaskan, bahwa kesehatan masyarakat ada priorotas utama pemerintah saat ini.
"Sekali lagi saya sampaikan, penanganan kesehatan adalah yang utama. Yang lebih utama pencegahan penularan," jelas Jokowi.
Pemerintah Tidak Bisa Sendirian
Presiden Joko Widodo menegaskan pemerintah tidak bisa bekerja sendirian dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Butuh kerja sama seluruh masyarakat untuk bisa memutus rantai penularan virus corona.
"Semua butuh kekompakan kita bersama. Persoalan ini terlalu besar diselesaikan sendirian oleh pemerintah," kata Jokowi saat membuka Muktamar IV Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) secara virtual, Sabtu (26/9/2020).
Jokowi berharap seluruh anggota Parmusi di seluruh tanah air bisa bergandengan tangan dengan elemen bangsa lain untuk menjadi garda terdepan dalam melindungi diri sendiri, melindungi umat, rakyat, bangsa dan negara dari ancaman Covid-19.
"Kita harus bersatu. Satu tekad, satu semangat, satu barisan dalam menghadapi situasi sulit ini. Sehingga kita bisa segera pulih dan bangkit kembali," kata Jokowi.
Jokowi menegaskan tidak ada cara lain memutus rantai penularan corona kecuali seluruh masyarakat disipilin dalam menjalankan protokol kesehatan, mulai dari mengenakan masker, menjaga jarak, serta rutin mencuci tangan.
"Menjaga wudhu, menghindari kerumunan, termasuk tak menyelenggarakan kegiatan yang mengumpulkan orang banyak," sambung Jokowi.
Jumlah pasien yang terjangkit virus corona atau Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah.
Berdasarkan data pada Jumat (25/9/2020) pukul 12.00 WIB, tercatat masih ada 4.823 kasus Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Penambahan pasien itu menyebabkan kasus Covid-19 di Indonesia kini mencapai 266.845 orang.
Dari jumlah itu, ada 196.196 orang yang telah dinyatakan sembuh. Namun, ada 10.218 orang yang meninggal dunia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jokowi: Persoalan Covid-19 Terlalu Besar jika Pemerintah Sendirian",
Penulis : Ihsanuddin