TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wali Kota Bogor Bima Arya mengungkap sejumlah gejala-gejala yang dialami dirinya saat tertular virus corona (Covid-19).
Saat ini, Bima merupakan penyintas atau survivor dari Covid-19.
Bima mengungkap gejala yang ia alami sepintas mirip gejala terserang demam berdarah. Dimana dirinya merasa lemas.
"Gejalanya mirip demam berdarah ya. Saya lemas, agak mual, kemudian batuk-batuk," ujar Bima, dalam diskusi Populi Center dan Smart FM Network bertajuk 'Covid-19: Suara Penyintas', Sabtu (26/9/2020).
Namun, yang paling khas atau banyak dirasakan pasien Covid-19 lainnya adalah indra perasa dan penciuman yang hilang. Bima mengaku mengalami hal tersebut.
Baca: Tak Ada Sanksi Tegas, Pelanggaran Protokol Kesehatan Berpeluang Banyak Terjadi Saat Kampanye Pilkada
Bahkan dia sampai berupaya mengetes apakah benar indra perasanya menghilang dengan memesan sejumlah makanan. Ternyata setelah mencicipi, Bima tak merasakan adanya rasa pada semua masakan itu.
"Yang khas itu adalah penciuman yang hilang. Jadi saya tes pesen sate ayam surya kencana favorit saya, (juga) saya pesen minta kirimin ayam pop dari (rumah makan) sederhana, semua nggak ada rasanya," kata Bima.
"Saya cium badan saya nggak ada rasanya. Saya bingung, saya googling oh ternyata itu ciri khas (Covid-19). Sempet seminggu lebih lah," imbuhnya.
Di sisi lain, Bima mengatakan bahwa sebagai penyintas Covid-19 dirinya tak memiliki pantangan dalam mengkonsumsi sesuatu.
Hanya saja, dia memang menekankan untuk hidup dengan pola yang lebih sehat selepas sembuh dari virus corona. Menurutnya, secara tak langsung virus tersebut membuat masyarakat menjadi lebih peduli dengan pola hidup sehat.
"Nggak ada (pantangan) sih ya. Cuma memang sampai sekarang saya menjadi lebih care sama pola hidup sehat. Makanan segala macam dikontrol, karena sebetulnya Covid-19 ini membuat kita hidup lebih sehat. Jadi hidup yang benar adalah sekarang minus Covid-19. Makanan diatur, istirahat juga diatur nggak boleh terlalu capek," tandasnya.
Lebih lanjut, saat dimintai pesan kepada para pasien Covid-19 dan masyarakat Indonesia, Bima mengatakan pihak alumni atau penyintas Covid-19 berusaha melakukan tiga buah program.
"Pertama, mengedukasi publik bahwa Covid-19 itu nyata, kenyataan bukan khayalan. Yang kedua adalah menyemangati yang masih sakit. Dan yang ketiga adalah sharing sesama alumni karena ada long effect dari Covid-19. Saya masih merasakan long effect nya, mudah-mudahan pak rektor nggak ngerasain. Jadi ini memang alumni, para survivor, penyintas ini harus solid untuk memainkan tiga fungsi tadi," pungkasnya.