News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Akmal Taher Mundur dari Satgas Covid-19, Sang Guru Besar Ungkap Alasan dan Rencananya Tangani Corona

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Utama RSCM Akmal Taher di Jakarta, Kamis (8/12/2011).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dokter Akmal Taher resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala Bidang
Penanganan Kesehatan Satuan Tugas Penanganan Covid-19.

Akmal mengungkapkan alasan dirinya  mundur sebagai Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas Penanganan Covid- 19.

Menurutnya, terjadi perbedaaan strategi dalam menangani pandemi di Indonesia.

Meski memutuskan mundur di tengah angka kasus Covid-19 yang terus meningkat, Guru Besar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini mengaku telah menyiapkan sejumlah langkah.

Menurut Akmal, banyak cara yang bisa dilakukan dalam mengedukasi masyatakat terkait penanganan Covid-19.

Termasuk mengingatkan agar menggunakan masker.

Namun, mantan direktur utama Rumah Sakit Dr.Cipto Mangunkusumo, Jakarta ini menyebutkan hal yang sedang dikerjakannya yakni mengedukasimasyarakat terkait tresing kasus Covid-19.

Akmal mengatakan, bahwa saat ini banyak masyarakat yang belum memahami dan cenderung tertutup saat didalami terkait tresing kasus.

Padahal, tresing menjadihal penting dalam menelusuri sebaran virus Corona.

Ketua Ikatan Ahli Urologi Indonesia ini juga menegaskan, bahwa pengunduran dirinya dari Satgas
Covid-19 tanpa desakan manapun.

Ia memutuskan untuk hengkang karena memiliki strategi tersendiri dalam membantu pemerintah menangani pandemi ini.

Berikut petikan wawancara Tribun Network dengan Akmal Taher Senin (28/9/2020):

Bapak mundur dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19.

Sudah, sudah banyak itu kan. Benar (mundur dari Satgas Covid-19,red).

Apa alasannya memutuskan untuk keluar dari Satgas Covid-19?
Hanya perbedaan strategi aja. Sudut pandang. Tidak ada yang salah, tidak ada yang benar. Itu hanya
strategi pilihan saja, strategi apa yang mau diambil.

Saya kira seperti itu penting melihatnya.Saya berpendapat seperti ini, sementara organisasi berpendapat, barang kali dengan perspektif yang lain dansebagainya.

Biasa terjadi, menurut saya. Saya pikir, kalau gitu saya kerjakan saja ditempat lain, dengan strategi yang saya yakini nanti saya kerjakan. Itu aja. Cuman pengin gitu aja.

Apakah usulan-usulan dokter tidak diterima oleh Satgas Covid-19 atau seperti apa?
Ya enggak itu diskusi aja, bukan diterima atau tidak diterima. Habis itu kan mesti diputuskan.

Dalam sebuah diskusi, bapak menyatakan bahwa ada pihak yang ingin angka kematian kasus
Covid-19 agar di turunkan. Itu seperti apa?

Saya mau klarifikasi, itu tidak ada kaitan dengan pengunduran diri loh ya. Jangan disambung-sambungkan. Saya melihat sekarang menjadi luas kemana-mana jadinya.

Justru saya diacara itu menjelaskan, itu kan bukan acara wawancara. Webinar.

Saya panjang menjelaskan soal itu, tapi ada point inti yang penting, tolong dimasukin, masalah itu jangan dijadikan polemik gitu loh di publik. Itu kan diskusi alademik dan sebagainya silakan saja.

Tapi kalau jadi diskusi publik, kasihan. Keadaan kita makin jelek nanti . Entar jadi ribut, pro-kontra dan
sebagainya. Sementara diskusi bisa dilakukan secara akademik.

Kalau sama jelasin panjang-panjang, saya ambil contoh saja. Itu buktinya apa susah itu. Saya juga
enggak mengklaim pendapat saya jadi benar.

Saya dokter di RS lama, jangankan sekarang, enggak pakai pandemik pun untuk menyatakan sebuah kematian enggak mudah. Makannya saya bilang enggak usah dijadikan polemik. Jalan aja.

Saat ini angka kasus Covid-19 terus meningkat, kenapa memilih keluar dari Satgas Covid-19? Padahal peran dokter bisa lebih besar?
Yang penting kita kerjakan saja apa yg mesti kita kerjakan. Dan sekali lagi itu soal bagaimana kita
bekerja dalam satu organisasi tapi setiap orang punya pilihan juga dalam setiap organisasi.

Dan menurut saya akan lebih bagus buat saya untuk saya kerjakan apa yang saya yakinin aja. Akan ada banyak yang
bisa gantiin saya. Banyak sekali.

Dokter bilang perannya tidak berpengaruh. Tapi dokter dipercaya masuk Satgas Covid-19. Berarti peran
itu dibutuhkan? Setelah keluar dari Satgas Covid-19, langkah apa yang akan dilakukan?

Banyak yang saya kerjakan, sekarang banyak sekali acara publik yang bisa kita ikuti. Masyarakat itu
masih perlu disadarkan juga.

Pakai pake masker dan sebagainya, itu segala macam dilakukan itu. Saya kira banyak banget. Saya enggak bisa diem dari dulu, apa saja saya kerjakan.

Kondisi saat ini, masyarakat mulai beraktifitas kembali. Dilapangan, banyak orang merasa bahwa
kehidupan sudah kembali normal.

Ada daerah yang lebih bagus dari yang lainnya. Dan treatmennya juga musti lokal seperti itu. Jadi setiap
usaha harus kita lihat dengan kekhususan masing-masing, tiap daerah. Enggak bisa dijadikan satu di

Indonesia ini. Di kota dengan desa bisa berbeda pendekatnya. Dalam satu kota pun ada yang berbeda-
beda.

Mundur dari Satgas Covid-19, atas kemauan sendiri atau ada desakan pihak lain?
Enggak ada desakan sama sekali, iya dong (keputusan sendiri,red). Iya enggak ada (desakan,red).
(tribun netwrok/yuda)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini