Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tenaga medis menjadi benteng terakhir dalam melawan Covid-19 di fasilitas kesehatan.
Mereka harus mempersiapkan diri menghadapi resiko yang amat besar yakni terpapar Covid-19.
Bahkan, mereka juga harus melihat sesama rekan seprofesinya terpapar Covid-19, bahkan hingga meninggal dunia.
Hal itu pula yang dirasakan oleh Tim relawan medis Wisma Atlet dr Debryna dan Kepala ICU RS Kanujoso di Balikpapan Rustina Susanti.
Baca: Doa Joe Biden dan Istri untuk Donald Trump dan Melania Trump yang Positif Covid-19
Mereka harus mengalami pengalaman sedih tersebut karena rekan-rekan satu profesinya gugur satu persatu.
Ungkapan kesedihan itu diceritakannya saat berbincang dengan Jubir Satgas Penanganan Covid-19 dr. Reisa Broto Asmoro melalui siaran kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (2/10/2020).
"Sedih sekali, karena saya ingat sekali ada teman saya yang cukup dekat ngasih tahu kalau si ini terkena Covid-19 dan di ICU. Wah drop sekali, karena tahu itu teman sendiri saya merasa 'wow ini sudah sedekat itu sampai di lingkaran saya terinfeksi'. Dan nggak main-main, masuk ICU," kata dr Debryna.
Baca: BREAKING NEWS: Wakil Presiden AS Mike Pence dan Istri Didiagnosis Negatif Covid-19
Lalu, Santi menceritakan rekannya harus masuk ICU dan sampai meninggal dunia karena terpapar Covid-19.
Ia sangat terpukul harus menyaksikan temannya meninggal dunia.
"Belum sebulan, masih 3 minggu itu teman kami meninggal di ICU, dok. Saya mau nangis kalau ingat. Ini beneran tidur berapa jam, saya sampai minta divideokan tindakan inkubasi. Benar terlibat drama dan bikin lemas semuanya," ungkap Santi.
"Disaat itu paginya, yang ada satu ruangan ICU sudah lemas semuanya. Dan tidak bisa terlukiskan dok. Berat dok. Kami juga berharap, sampai kapan Covid ini ya, dok," tambahnya.
dr Reisa pun turut merasakan kesedihan dengan apa yang dialami oleh para tenaga medis.
Baca: Donald Trump Kena Covid-19, Ini Daftar Pemimpin Dunia yang Positif Setelah Remehkan Corona
Ia pun berharap masyarakat ikut merasakan kesedihan tersebut serta semakin patuh dalam menjalankan protokol kesehatan.
"Saya harap ini akan segera selesai dan saya harap masyarakat juga makin sadar dengan apa yang dihadapi tenaga medis ini di lapangan. Benar-benar beresiko tinggi," kata Reisa.