Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menetapkan batas tertinggi harga uji usap atau swab test sebesar Rp 900 ribu.
Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS Kurniasih Mufidayati mengatakan sudah seharusnya pemerintah menetapkan batas harga maksimum untuk masyarakat yang ingin melakukan swab mandiri.
Menurut Mufida, selama ini biaya layanan yang dibebankan cukup tinggi dan pemerintah tidak melakukan kebijakan apapun.
Baca: Sempat Kontak dengan Pegawai Terjangkit Corona, Bupati Murao Jambi Positif Covid-19
"Padahal kemauan masyarakat untuk melakukan swab PCR mandiri cukup membantu pemerintah dalam mengidentifikasi orang yang terinfeksi covid-19, terutama yang tanpa gejala maupun bergejala ringan. Kebijakan ini diharapkan akan meningkatkan jumlah tes yang dilakukan yang berasal dari swab mandiri untuk melakukan deteksi terhadap dirinya sendiri," ujar Mufida, dalam keterangannya, Senin (5/10/2020).
Akan tetapi, Mufida mengingatkan agar kebijakan ini jangan mengabaikan atau mengurangi aktivitas pemerintah untuk melakukan 3T yaitu Testing-Tracing-Treatment.
Baca: Mahfud MD Sebut Jakarta Juara 1 Covid Meski Tak Gelar Pilkada, Tanggapan Wagub dan Epidemiolog
Meskipun kebijakan batas harga ini diharapkan akan diikuti dengan meningkatnya tes mandiri yang dilakukan masyarakat, pemerintah harus tetap aktif melakukan testing dengan swab PCR.
Hal itu penting dalam rangka tracing maupun untuk menjaring mereka yang terinfeksi Covid-19 agar penyebaran dan penularan Covid-19 bisa lebih terkendali.
Apalagi masih banyak masyarakat yang tidak disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan.
Baca: Indonesia Peringkat 23 Kasus Covid-19 di Dunia, Jokowi: Jauh Lebih Baik Ketimbang Negara Lain
"Saat ini jumlah test Indonesia masih rendah dibandingkan negara-negara lain. Dengan jumlah penduduk hampir 300 juta, jumlah tes per 2 Oktober 2020 menurut worldometers baru mencapai 3,365,490 atau baru 12,271 per 1 juta penduduk," kata dia.
Mufida mengatakan jumlah tersebut bahkan masih kalah dari Filipina yang sudah mencapai 34,563 per 1 juta penduduk atau Malaysia yang mencapai 48,696 tes per 1 juta penduduk.
Padahal penambahan kasus harian di Indonesia sudah diatas 4.000 kasus per hari, sementara Malaysia hanya 136 kasus baru per hari.
Mengutip pernyataan seorang ekonom senior, Mufida mengatakan jika masyarakat diminta disiplin melakukan protokol kesehatan 3M, maka pemerintah sebagai pemangku kebijakan harus juga disiplin menjalankan 3T.
Jangan malu, kata dia, jika dari hasil testing ini kemudian menghasilkan banyak temuan kasus baru dan meningkatkan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia.