TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi/ Badan Riset Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan sejauh ini ada enam institusi dalam negeri yang telah mengembangkan vaksin Covid-19.
Bambang mengatakan institusi tersebut meneliti virus Covid-19 yang bertransmisi di Indonesia.
"Akhirnya ada enam institusi yang menggunakan platform yang berbeda-beda, untuk mengembangkan vaksin tersebut," ujar Bambang dalam webinar yang disiarkan channel Rakyat Merdeka, Selasa (6/10/2020).
Institusi tersebut diantaranya Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, LIPI, Universitas Airlangga, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Menurut Bambang, enam lembaga tersebut mengembangkan vaksin Covid-19 dengan metode yang berbeda. Eijkman mengembangkan dengan platform protein rekombinan, UI dengan platform DNA, MRNA, dan virus-like particle.
Sementara Universitas Airlangga adenovirus, ITB juga adenovirus, sementara Universitas Gajah Mada menggunakan protein rekombinan dan LIPI juga dengan protein rekombinan.
"Kadang-kadang platformnya sama tapi ada perbedaan di dalam detailnya," tutur Bambang.
Bambang mengatakan sejauh ini yang telah mengalami kemajuan signifikan dalam pengembangan vaksin Covid-19 adalah LBM Eijkman dan Universitas Indonesia.
Keduanya saat ini sudah sampai pada uji coba vaksin Covid-19 pada hewan.
Baca: 40 Pegawai PN Jakpus Positif Covid-19, Sidang Kasus Jaksa Pinangki Tertunda
"Kami monitor yang paling maju mungkin yang Eijkman. Protein rekombinan yang saat ini di lab-nya untuk si vaksinnya sudah lebih dari 50 persen," ungkap Bambang.
"UI juga yang DNA itu sudah sampai uji hewan saat ini. Sedang menunggu hasil dari uju hewan dan tentunya berpotensi untuk segera bisa masuk ke produksi, untuk mulai dengan uji klinis tahap satu," tambah Bambang.
Bambang berharap pada akhir tahun ini sudah selesai dengan uji hewan dan awal tahun depan sudah bisa mulai diuji klinis tahap satu. Bibit vaksinnya bakal diserahkan kepada Bio Farma, sebagai pihak yang akan memproduksi.
"Tentunya setelah bibit vaksin diserahkan kepada manufacturer seperti Biofarma. Nanti yang melakukan uji klinis tahap 1, 2 dan 3," pungkas Bambang.