TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah bakal bekerjasama dengan beberapa perusahaan swasta terkait pengembangan vaksin Covid-19 yang dikembangkan di dalam negeri.
Menteri Riset dan Teknologi/ Badan Riset Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan perusahaan swasta dilibatkan karena tingginya kebutuhan vaksin Covid-19 untuk 270 juta warga Indonesia.
Perusahaan BUMN PT Bio Farma, menurut Bambang, tidak mampu memproduksi 540 juta ampul vaksin Covid-19 untuk 270 juta masyarakat Indonesia.
"Satu orang itu harus dua kali vaksin di awal, maka dibutuhkan 540 juta ampul ya. 540 juta tentunya agak berat kalau hanya Bio farma sendirian karena tahun depan kapasitasnya 240 juta pertahun, karenanya kita sekarang sedang menggandeng beberapa perusahaan swasta," ujar Bambang dalam webinar yang disiarkan channel Youtube Rakyat Merdeka, Selasa (6/10/2020).
Baca: Satgas: Masyarakat Abai Protokol, Angka Positif Covid-19 akan Terus Meningkat
Kerjasama dengan perusahaan swasta tersebut terkait dengan investasi dalam pengembangan dan juga produksi vaksin Covid-19.
Saat ini, Bambang mengatakan ada empat perusahaan swasta yang telah menyatakan siap bekerjasama dalam produksi vaksin Covid-19.
"Nah ada empat perusahaan yang saat ini sudah menyatakan serius ingin mengembangkan line produksi vaksin," ungkap Bambang.
Bambang tidak merinci empat perusahaan swasta tersebut.
Namun, dirinya mengatakan empat tersebut diantaranya perusahaan farmasi murni belum mengembangkan vaksin dan perusahaannya farmasi yang sebelumnya sudah membuat vaksin hewan.
Selain itu, perusahaan ini juga bakal bertanggung jawab untuk mendapatkan izin dari BPOM sebagai produsen vaksin.