Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ketua Tim Pedoman & Protokol dari Tim Mitigasi PB IDI, Dr dr Eka Ginanjar, SpPD-KKV mengatakan, sampai vaksin Covid-19 selesai diujicoba dan terbukti efektif dan aman digunakan.
Menurutnya, tidak ada vaksin yang lebih baik daripada protokol kesehatan yakni melakukan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta Menjaga jarak).
"Walaupun sulit dan banyak masyarakat belum terbiasa, namun langkah 3M ini adalah cara yang paling efektif hingga saat ini dalam mencegah penularan," kata Eka diketerangan tertulisnya, Jumat (9/10/2020).
Eka melanjutkan, masyarakat penting mengingat ini apabila menggunakan masker kain (non medis), sebaiknya dicuci setelah beraktivitas dan diganti dengan masker baru yang bersih dalam aktivitas berikutnya.
Sedangkan apabila menggunakan masker medis seperti masker bedah, N95 dan KN95, maka sebaiknya masker dibuang di tempat sampah dalam keadaan tidak utuh untuk memcegah didaur ulang.
Bila penggunaan untuk medis maka digolongkan dalam sampah medis yang harus dikelola khusus.
Baca: Mengapa Aturan Jaga Jarak Berubah, Dari Satu Meter Jadi 2 Meter? Simak Penjelasan Dokter Lula Kamal
Baca: SDM Melimpah, Satgas Covid-19 Kampanyekan Pentingnya Penerapan 3M kepada Keluarga
Eka menyadari ketidaknyamanan masyarakat dalam menggunakan masker dalam beraktifitas.
"Disiplin menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun ini adalah bukan hanya menjaga keselamatan diri sendiri, namun juga keluarga dan orang disekitar," jelasnya.
Eka pun memaparkan, kondisi saat ini harus yang diwaspadai adalah Orang Tanpa Gejala (OTG) yang bisa saja merasa sehat dan terus beraktifitas dengan mengabaikan protokol kesehatan.
"Sebagian besar pasien Covid yang ditangani para dokter merasa menyesal tidak mematuhi protokol kesehatan setelah terkena Covid, dan mereka merasakan betul bahwa Covid itu nyata dan menyiksa tubuh. Oleh karena itu, cegahlah diri Anda dari penularan dan cegahlah diri Anda juga untuk menjadi sumber penularan," ujar Eka.
Hingga Jumat 9 Oktober 2020, Sudah 132 Dokter Meninggal karena Terpapar Covid-19
Selama pekan pertama Oktober 2020 ada 5 dokter meninggal akibat Covid-19.
Hingga hari ini, Jumat (9/10/2020), total ada 132 dokter wafat akibat Covid-19. Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 68 dokter umum (4 guru besar), dan 62 dokter spesialis (5 guru besar), serta 2 residen.
Keseluruhan dokter tersebut berasal dari
18 IDI Wilayah (provinsi) dan 61 IDI Cabang ( Kota/Kabupaten).
Berdasarkan data propinsi, Jawa Timur 31 dokter, Sumatra Utara 22 dokter, DKI Jakarta 19 dokter, Jawa Barat 11 dokter, Jawa Tengah 9 dokter, Sulawesi Selatan 6 dokter, Bali 5 dokter, Sumatra Selatan 4 dokter, Kalimantan Selatan 4 dokter, DI Aceh 4 dokter, Kalimantan Timur 3 dokter, Riau 4 dokter, Kepulauan Riau 2 dokter, DI Yogyakarta 2 dokter, Nusa Tenggara Barat 2 dokter, Sulawesi Utara 2 dokter, Banten 1 dokter, dan Papua Barat 1 dokter.
Catatan Redaksi--Bersama-kita lawan virus corona. Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).atan Redaksi: