Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui Badan Riset Nasional (BRIN) mengembangkan inovasi teknologi untuk membantu screening dan testing Covid-19 agar lebih akurat.
Inovasi teknologi hasil kerjasama dengan sejumlah lembaga dan perguruan tinggi tersebut merupakan hasil karya mandiri dalam negeri dan telah dilaporkan perkembangannya kepada presiden.
Hal itu disampaikan Menristek Bambang Brodjonegoro usai rapat terbatas dengan Presiden, Senin, (12/10/2020).
"Diperkirakan nanti bisa menjadi solusi. Solusi untuk mengurangi ketergantungan terhadap PCR test, dan juga solusi untuk screening yang lebih baik," kata Bambang, Senin (12/10/2020).
Baca juga: Doni Monardo Sebut Banyak Dokter Meninggal Dunia Akibat Tertular Covid-19 dari Orang Tanpa Gejala
Inovasi tersebut salah satunya yakni alat screening yang bernama GeNose.
Alat yang dikembangkan Universitas Gadjah Mada tersebut bisa mendeteksi suspect Covid-19 melalui hembusan nafas.
"Dimana GeNose ini intinya mendeteksi keberadaan virus Covid-19 dengan menggunakan hembusan nafas. Dan pendekatan ini bisa menghasilkan upaya secreening dan juga deteksi yang lebih cepat. Tidak sampai dua menit setelah kita menyimpan hembusan nafas kita," katanya.
Baca juga: Presiden AS Donald Trump Menyatakan Dirinya Kini Kebal terhadap Virus Corona Covid-19
Teknologi tersebut menurut Bambang lebih murah.
Saat ini tingkat akurasinya sebesar 97 persen dibandingkan Polymerase Chain Reaction (PCR).
Alat tersebut sedang diuji klinik dan uji diagnosis secara luas di sejumlah rumah sakit.
"Sehingga kalau tingkat akurasinya tinggi mendekati 100% maka GeNose ini bisa menjadi solusi screening yang nantinya akan mengurangi ketergantungan terhadap PCR test," katanya.
Uji klinik dan uji diagnosis tersebut dilakukan di sembilan rumah sakit. Apabila proses uji lancar termasuk mengantongi izin dari Kementerian Kesehatan maka akhir November 2020 GeNose dapat diproduksi massal.
Instruksi Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia masih di atas rata-rata dunia.
Untuk itu, Presiden Jokowi menginstruksikan Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk menekan angka kematian.
Satu arahan yang disampaikan Presiden Jokowi yakni pasien Covid-19 jangan terlambat dalam penanganan di rumah sakit (RS).
Baca juga: 12.084 WNI Meninggal Dunia karena Covid-19 di Dalam dan Luar Negeri
Hal itu disampaikan Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo usai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi melalui virtual, Senin (12/10/2020).
"Angka kematian memang masih relatif tinggi, karena berada di atas angka kematian global. Nah inilah tugas kita bersama," ucap Doni.
"Tadi Presiden mengingatkan agar pasien jangan sampai terlanjur parah sehingga baru dapat perawatan," tambahnya.
Menurut Doni, upaya yang harus dilakukan yakni dengan memberikan penanganan secara maksimal.
Meski, pasien dalam gejala ringan saat menjalani isolasi.
Baca juga: Joy Tobing Dinyatakan Negatif Covid-19: Aku Sudah Siap Manggung Lagi
"Dengan demikian pada kasus-kasus yang masih menunjukkan gejala ringan ini yang harus segera dilakukan upaya untuk pengobatan," jelasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi memastikan terus bekerja keras untuk menekan angka kematian akibat Covid-19.
Meski, hasil saat ini menunjukan bahwa kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia masih di atas rata-rata dunia.
Namun, Jokowi menilai bahwa dalam situasi saat ini pemerintah telah berupaya maksimal dalam menekan kematian.
Baca juga: Joy Tobing Menangis Saat Dinyatakan Sembuh dari Covid-19
Hal itu disampaikan Jokowi saat memimpin rapat terbatas Laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Kegiatan Ekonomi Nasional, Senin (12/10/2020).
"Kita juga sudah bisa menekan angka rata-rata kematian. Meski masih di atas dunia. Di 3,55 persen. Ini lebih baik dibandingkan dua minggu yg lalu yang berada di angka 3,77 persen," kata Jokowi.
"Namun, masih lebih tinggi sekali lagi dari rata-rata kematian dunia yang berada di angka 2,88 persen," tambahnya.
Lebih lanjut, Presiden mengatakan bahwa angka itu menunjukan pemerintah harus lebih bekerja keras menekan kematian akibat Covid-19.
Selain itu, pentingnya menerapkan protokol kesehatan yakni 3M (menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak,red) di lingkungan masyarakat.
"Ini saya kira tugas besar kita ada di sini. Bagaimana angka rata-rata kematian bisa ditekan terus," tegas Jokowi.
Catatan Redaksi:
Bersama kita lawan virus corona.
Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin) Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).