News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Epidemiolog Pertanyakan Vaksin Covid-19 yang Dibeli Indonesia : Yakin Efektif dan Aman?

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemerintah Rusia mengklaim menjadi negara pertama di dunia yang mendaftarkan vaksin Corona (Covid-19).

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pakar epidemiologi FKM UI Pandu Riono mengkritisi kebijakan pemerintah mengenai pembelian vaksin Covid-19 asal luar negeri.

"Kenapa sih beli tiga kandidat vaksin dari negara yang sama? Ingat lho ketiga berstatus masih kandidat, belum diyakini akan jadi vaksin pilihan yg efektif dan aman. Evaluasi uji klinis fase 3 belum selesai, belum dievaluasi hasil uji klinis tersebut," kata dia seperti dikutip dari akun twitter resmi miliknya, Rabu (14/10/2020).

Ia beralasan, vaksin-vaksin itu belum selesai uji klinis fase III dan masih akan menjalani evaluasi uji klinis sehingga keefektifannya belum bisa dipastikan.

"Siapa yang berani menjamin kandidat Vaksin Sinovac itu efektif dan aman? Jangan sekali kali memasarkan produk yang masih belum jelas manfaatnya. Belum ada bukti saintifik yg akurat,"

Baca juga: Vaksin Corona Seharga Rp 1,3 Juta Segera Diedarkan, Ahli Epidemiologi Justru Sarankan Obat Generik

Baca juga: Harga Vaksin Corona di Indonesia Rp 200 Ribu, Benarkah di Brasil Lebih Murah? Ini Penjelasannya

Seperti dikutip dari rilis Kemenko Maritim, Senin (12/10/2020), Pemerintah Indonesia akan kedatangan 6,6 juta vaksin Covid-19 dari China.

Rencananya distribusi vaksin dimulai pada November 2020 mendatang.

Untuk tahun ini Cansino menyanggupi 100,000 vaksin (single dose) pada bulan November 2020, dan sekitar 15-20 juta untuk tahun 2021.

G42/Sinopharm menyanggupi 15 juta dosis vaksin (dual dose) tahun ini, yang 5 juta dosis akan mulai datang pada bulan November 2020.

Sementara itu Sinovac menyanggupi 3 juta dosis vaksin hingga akhir Desember 2020, dengan komitmen pengiriman 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) pada minggu pertama November dan 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) lagi pada minggu pertama Desember 2020, ditambah 15 juta dosis vaksin dalam bentuk bulk.

Untuk tahun 2021, Sinopharm mengusahakan 50 juta (dual dose), Cansino 20 juta (single dose), Sinovac 125 juta (dual dose). Single dose artinya satu orang hanya membutuhkan 1 dosis vaksinasi, sementara dual dose membutuhkan 2 kali vaksinasi untuk satu orang.

Tiga vaksin dari perusahaan Tiongkok itu kini sudah masuk pada tahap akhir uji klinis tahap ke-3 dan dalam proses mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) di sejumlah negara.

Cansino melakukan uji klinis tahap ke-3 di Tiongkok, Arab Saudi, Rusia dan Pakistan.

G42/Sinopharm melakukan uji klinis tahap ke-3 di Tiongkok, Uni Emirat Arab (UEA), Peru, Moroko dan Argentina.

Sementara itu Sinovac melakukan uji klinis tahap ke-3 di Tiongkok, Indonesia, Brazil, Turki, Banglades, dan Chile.

Emergency Use Authorization (EUA) dari Pemerintah Tiongkok telah diperoleh ketiga perusahaan tersebut pada bulan Juli 2020.

Untuk melihat kualitas fasilitas produksi dan kehalalan vaksin produksi Sinovac, dan Cansino, tim inspeksi yang terdiri dari unsur BPOM, Kementerian Kesehatan, MUI, Bio Farma akan bertolak ke Tiongkok pada Rabu 14 Oktober 2020.

"Kehalalan vaksin Sinovac dan Cansino akan dijamin melalui partisipasi MUI dalam proses pengujian data, begitu juga dengan kehalalan vaksin G42/Sinopharm. MUI-nya Abu Dhabi sudah menyatakan no issue dengan kehalalan vaksin G42” ucap Dirut Bio Farma Honesti Basyir.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini