News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penanganan Covid

Wali Kota Airin: Protokol Kesehatan Harus Jadi Kebutuhan

Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wali Kota Tangsel, Airin Rachmi Diany.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany menekankan pentingnya masyarakat menerapkan perilaku 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak hindari kerumunan, dan mencuci tangan pakai sabun di air mengalir.

Airin mengatakan kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan harus menjadi kebutuhan bukan lagi kewajiban karena perintah undang-undang.

Hal tersebut dikatakan Airin Rachmi Diany dalam talkshow "Peluncuran Buku Pedoman Perubahan Perilaku Penanganan Covid-19” di Media Center Satgas Covid-19, Graha BNPB Jakarta, Jumat (16/10/2020) sore.

Baca juga: Polsek Pataruman Kota Banjar Rutin Datangi Titik Keramaian Setiap Akhir Pekan Sosialisasikan 3M

"Kalau sudah jadi kebutuhan, ada atau tidak ada polisi dan tentara, masyarakat tetap pakai masker. Bukan karena ada razia masker baru pakai," ujar Airin dilansir dari situs covid19.go.id.

Airin diketahui menjadi orang pertama yang menerima buku “Pedoman Perubahan Perilaku Penanganan Covid-19” yang diterbitkan Satgas Penanganan Covid-19 .

Walikota Airin menjelaskan masyarakat sudah tahu 3M dan seperti apa menuju tatanan adaptasi kebiasaan baru.

Tapi bagaimana masyarakat menjalankan pengetahuan tentang protokol kesehatan sebagai kebutuhan dan kebiasaan, hal tersebut masih menjadi pekerjaan rumah bersama.

"Ini PR (pekerjaan rumah) di lapangan agar masyarakat bisa terbiasa. Semoga buku yang disusun ini bisa memudahkan masyarakat dalam menerapkan kebiasaan baru ini," kata Airin.

Baca juga: KPU Tangerang Selatan Pupuk Budaya 3M Tumbuhkan Optimisme Masyarakat Aman Datang ke TPS

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Timur Joni Wahyuhadi mengatakan pihaknya melakukan survei selama empat bulan di masa pandemi.
Hasilnya pengetahuan masyarakat tentang Covid-19 cukup, perilaku baik, tapi dalam implementasinya tidak selalu baik.

Perubahan perilaku terhadap ketaatan protokol kesehatan, kata Joni tidak cukup hanya sebatas tahu dan mengerti.

“Maka protokol kesehatan ditegakkan dengan melibatkan polisi dan tentara untuk menggelar operasi yustisi," kata Joni melalui aplikasi Zoom dari Kantor Gubernur Jawa Timur, Surabaya.

Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan mengatakan buku tersebut ditunggu masyarakat sebagai acuan bersama dalam menerapkan perubahan perilaku di masa pandemi.

Baca juga: Sudin Pendidikan Jakarta Selatan Sosialisasikan 3M Lewat Materi Pembelajaran Jarak Jauh

Lilik menjelaskan mulai dari bulan Maret sampai Oktober 2020 ini banyak perubahan yang berbeda-beda sehingga membingungkan masyarakat.

Organisasi-organisasi masyarakat dan sejumlah lembaga membuat buku acuan tersendiri yang pemahamannya agak berbeda.

Akibatnya ketika sosialisasi masyarakat menjadi bingung.

"Maka buku ini yang kita tunggu-tunggu sebagai acuan kita semua dari Sabang sampai Merauke, termasuk kami di BNPB," ujar Lilik melalui aplikasi zoom.

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Hari B Harmadi, selaku tim penyusun buku “Pedoman Perubahan Perilaku Penanganan Covid-19”, menceritakan perbedaan persepsi yang muncul saat membahas strategi penanganan bersama tim pakar.

Ia membayangkan perbedaan yang sama pun bakal dialami masyarakat.

Guna menghindari itu, Sonny mengatakan buku pedoman perubahan perilaku tersebut hadir untuk menyamakan persepsi.

"Makanya persepsi kita harus kita samakan, terutama bagi para pengambil kebijakan. Kami berkesimpulan perlu menyusun buku pedoman Perilaku yang baku dan berlaku untuk semua," ujar Sonny.

Buku saku tersebut menurut Soni berisi seputar perubahan perilaku.

Apa dampaknya dan syaratnya.

Buku tersebut disusun melibatkan para pakar dari berbagai bidang disiplin ilmu seperti pakar kesehatan, sosiolog, antropolog, hingga ahli bahasa.

Sonny pun menjelaskan pihaknya melibatkan ahli bahasa dalam pembuatan buku tersebut agar pesan yang disampaikan mudah diterima masyarakat.

"Bagaimanapun juga bahasa menjadi penting sebagai media komunikasi karena orang akan paham dengan menggunakan bahasa yang tepat," jelas Sonny.

Pemerintah lewat Satgas Covid-19 saat ini terus menggencarkan kampanye penyuluhan 3M (Memakai masker, rajin mencuci tangan, selalu menjaga jarak).

Kampanye 3M ini terus menerus disosialisasikan agar masyarakat tidak lupa bahwa penyebaran Covid-19 banyak datang dari pergerakan manusia.

Catatan Redaksi:

Bersama-kita lawan virus Corona. Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.

Ingat Pesan Ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini