Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Satgas Covid-19 meminta masyarakat agar tak memberikan stigma negatif pada seseorang yang terpapar Covid-19.
Dikhawatirkan penolakan oleh lingkungan itu akan menghambatkan proses 3 T (Test, Trace, dan Treat) yang gencar dilakukan pemerintah.
Seperti yang diungkap, Tim Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Urip Purwono, M.Sc, M.S., Ph.D, dalam talkshow "Penguatan Sistem Sosial Penanganan Penyintas Covid-19", yang disiarkan langsung BNPB, Selasa (20/10/2020).
Baca juga: Pemerintah Juga Kerjasama dengan Turki dan Korea Selatan Kembangkan Vaksin Covid-19
Psikolog ini mengatakan, jika seorang yang positif Covid-19 lalu lalu di jauhi sekitarnya, maka berdampak pada keengganan masyarakat umum untuk membuka diri jika ia memiliki gejala terinfeksi covid-19, dan justru membahayakan banyak pihak.
"Sangat berbahaya kalau dari masyarakat umum ada kecenderungan bahwa menyembunyikan diri misalnya, karena ada tanda-tanda dia sendiri juga tidak tahu atau disembunyikan sehingga yang bersangkutan tidak mencoba untuk mendapatkan bantuan atau pengobatan atau hal-hal yang sebetulnya dibutuhkan dan mengasingkan diri ke semuanya ini justru menambah risiko mereka yang terkena Covid-19," jelasnya.
Baca juga: Tahanan Titipan Kejari Aceh Tamiang Terkonfirmasi Positif Covid-19
Ia menerangkan, pemberian stigma negatif pada orang terpapar Covid-19 juga dipengaruhi banyaknya informasi di tengah-tengah masyarakat terkait Covid-19
Untuk itu, Urip meminta masyarakat untuk memilih dan memilah informasi yang baik dan benar, serta tak mudah percaya dengan informasi belum diketahui sumber resminya.
"Mutlak kita memberi informasi yang benar yang akurat. Ada saja satu dua kalimat yang negatif dan segera menyebar ya tapi media-media resmi ini harus terus-menerus yang mungkin menjadi pusat untuk memberikan informasi yang benar," jelas Urip.
Baca juga: Nekat Makan Soto sebelum Tes Swab, Keluarga di Solo Positif Covid-19 hingga Tulari Pedagang
Ketua Jaringan Rehabilitasi Psikososial Indonesia (JRPI), Dr. dr Irmansyah, SpKJ (K) menambahkan, saat lingkungan menjauhi orang pernah terpapar Covid-19, justru akan menambah berat kondisi pasien, terlebih mental.
Padahal dalam kondisi seperti ini, setiap orang yang sakit membutuhkam perhatian dari orang sekitar dan juga lingkungan.
Jika tidak, kondisi fisik yang sudah lemah ditambah kecemasan akibat penolakan tentu memburuk kondisi seseorang.
"Bukan hanya demam, bukan hanya batuk, sesak tapi juga kondisi mentalnya terganggu itu pasti apalagi kekhawatiran akan akibat fatal. Tambah berat status kondisi mentalnya," terang Irmansyah.