TRIBUNNEWS.COM - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) kembali memperbaharui data perkembangan virus yang menyerang sistem pernapasan ini.
Berdasarkan pantauan data persebaran, diketahui dalam waktu 3 hari berturut-turut angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia terus naik.
Dimulai pada tanggal 19 Oktober 2020 ada sebanyak 106 meninggal.
Angka di atas kembali naik hari setelahnya, tercatat pada 20 Oktober 2020 terdapat 117 orang menjadi korban Covid-19.
Kenaikan terus terjadi hingga hari ini, Rabu (21/10/2020) ada 123 orang meninggal akibat Covid-19.
Jika ditarik jauh lebih ke belakang, jumlah kasus meninggal dunia di Indonsia tidak mencapai lebih dari 90 orang per harinya.
Data ini dilihat dari tanggal 16 hingga 18 Oktober 2020.
Sedangkan secara akumulatif di Indonesia korban meninggal sudah mencapai 12.857 orang.
Baca juga: Sebaran Virus Corona di Indonesia Rabu (21/10/2020): DKI Catat 1.000 Kasus Positif, 1.072 Sembuh
Baca juga: Update Corona 21 Oktober 2020 di Indonesia: 10 Provinsi dengan Kasus Covid-19 Tertinggi dan Terendah
Kabar baiknya, kasus kesembuhan Covid-19 juga terus bertambah setiap harinya.
Bahkan pada tanggal 16 Oktober 2020, angka kesembuhan pecah rekor mencapai 5.810 orang dalam waktu 24 jam.
Sedangkan pada hari ini ada 3.856 orang sembuh dari Covid-19.
Kasus Covid-19 Bertambah Setelah Libur Panjang
Pemerintah mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 pada periode libur panjang sekaligus cuti bersama tanggal 28 Oktober hingga 1 November 2020 mendatang.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito mengimbau masyarakat tidak melakukan perjalanan keluar rumah, ke tempat kerumunan, atau pulang kampung saat periode libur panjang pekan depan guna menekan kasus penyebaran Covid-19.
Berdasarkan data terdahulu, ada tren kenaikan kasus bertambah setelah adanya libur panjang.
Wiku mengungkapkan, data yang dikaji berdasarkan persentase angka periode liburan Idul fitri pada tanggal 22-25 Mei 2020 terjadi kenaikan jumlah kasus harian dan kumulatif mingguan sekitar 69% sampai 93% sejak hari libur lebaran dengan rentang waktu 10 hari - 14 hari.
Begitu juga pada libur panjang tanggal 20-23 Agustus 2020, juga terjadi kenaikan jumlah kasus harian sebanyak 58% hingga 118% sejak libur panjang pekan ketiga bulan Agustus 2020 dengan rentang waktu 10 hari sampai 14 hari.
"Juga terjadi angka kenaikan absolut pada tes dengan hasil positif yang naik mencapai 3,9% dalam dua minggu di tingkat nasional," papar Wiku dikutip dari channel YouTube BNPB Indonesia, Rabu (21/10/2020).
Baca juga: BREAKING NEWS Update Corona Indonesia 21 Oktober: Bertambah 4.267, Total Jadi 373.109 Kasus
Baca juga: Tangerang Mengaku Siap Kembali ke Zona Merah Setelah 8 Pendemo UU Cipta Kerja Positif Corona
Terkait hal ini Wiku mengimbau, masyarakat tidak melakukan perjalanan keluar rumah, ke tempat kerumunan, atau pulang kampung saat periode libur panjang pekan depan guna menekan kasus penyebaran Covid-19.
Namun jika mendesak harus keluar rumah, penting masyarakat untuk menegakkan protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, dan mencuci tangan pakai sabun di air mengalir.
Wiku juga mendorong agar perkantoran dan perusahaan melakukan antisipatif bagi karyawan yang hendak berpergian ke luar kota pada masa periode libur panjang.
Perusahaan didorong untuk meminta karyawan melaporkan ke kantor, terutama yang pergi ke zona oranye dan merah.
Selain itu perusahaan mendorong karyawannya menjalani isolasi mandiri jika mengalami gejala demam, gangguan pernafasan, atau hilang indera perasa dan penciuman setelah libur panjang.
"Karyawan yang berpergian ke zona oranye dan merah harus melaporkan ke perusahaan," tegasnya.
Baca juga: Penjualan Alat Kontrasepsi Melonjak setelah Aturan Virus Corona Dilonggarkan
Baca juga: Pandemi Corona Belum Usai, 13 Orang di Kabupaten Tangerang Terserang Cikungunya
Pengurangan mobilitas tunda kemunculan kasus
Wiku kemudian menunjukkan hasil studi tahun 2020 Effect of Human Mobility Restriction on The Spread of Covid-19 in Shenzhen China Modelling Study Using Mobile Phone Data, menunjukkan pengurangan mobilitas dalam kota sebanyak 20% dapat melandaikan kurva kasus sebanyak 33% dan menunda kemunculan puncak kasus selama dua minggu.
Pengurangan mobilitas dalam kota sebanyak 40% dapat melandaikan kurva kasus 66% dan menunda kemunculan puncak kasus selama empat minggu.
Data lain, pengurangan mobilitas dalam kota sebanyak 60% dapat melandaikan kurva kasus sebanyak 91% dan menunda kemunculan puncak kasus selama 14 minggu.
Studi lainnya masih di tahun 2020 Stay at Home Works to Fight Again Covid-19 International Evidance from Google Mobility, data dibuat dari 130 negara, menunjukkan 1% peningkatan masyarakat yang berdiam di rumah akan mengurangi 70 kasus dan 7 kematian mingguan.
Bahkan 1% pengurangan mobilitas masyarakat menggunakan transportasi umum di terminal, stasiun, dan bandara akan mengurangi 33 kasus dan 4 kematian mingguan.
Sebanyak 1% pengurangan kunjungan masyarakat ke ritel dan tempat rekreasi juga mengurangi 25 kasus dan 3 kematian mingguan.
Apabila terjadi 1% kunjungan ke tempat kerja akan mengurangi 18 kasus dan 2 kematian mingguan.
"Bisa dibayangkan berapa banyak nyawa yang bisa dilindungi dan selamatkan dengan pengurangan kunjungan tadi," kata Wiku seraya mengingatkan masyarakat bahwa angka kasus penyebaran Covid-19 di Indonesia masih tinggi.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)