News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Benarkah Herd Immunity Dapat Menekan Penyebaran Covid-19? Begini Penjelasan Dokter

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (FK Unand), dr. Rizanda Machmud.

Laporan Wartawan Tribunnews Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM - Herd Immunity atau kekebalan kelompok adalah kondisi ketika sebagian besar orang dalam suatu kelompok telah memiliki kekebalan terhadap infeksi tertentu.

Hal ini disampaikan Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (FK Unand), dr. Rizanda Machmud.

"Semakin banyak orang yang kebal terhadap suatu penyakit, semakin sulit bagi penyakit tersebut untuk menyebar karena tidak banyak orang yang dapat terinfeksi," kata dr Rizanda dalam webinar SAKATO yang diselenggarakan FK Unand, Sabtu (24/10/2020).

Rizanda memberikan contoh yang berkaitan dengan Herd Immunity adalah pemberian vaksin polio.

Menurut dr Rizanda seseorang yang telah mendapatkan vaksin polio, tubuhnya akan membentuk kekebalan spesifik terhadap virus polio, sehingga virus tidak dapat menyebar ke orang lain.

"Tahun 2014 kita (Indonesia) dinyatakan bebas polio," ujarnya.

Baca juga: 70 Persen Warga Indonesia Bakal Divaksin Corona, Menko PMK Singgung Herd Imunity

Baca juga: Salah Ucap, Bukannya Herd Immunity, Donald Trump Sebut Herd Mentality Bisa Atasi Virus Corona

herd immunity mungkin tidak akan bisa tercapai karena antibodi dalam beberapa pasien Covid-19 yang sudah sembuh hanya bertahan selama beberapa minggu (Freepik)

Kekebalan kelompok diterangkannya merupakan konsep epidemiologi yang menggambarkan keadaan dimana populasi manusia cukup kebal terhadap suatu penyakit sehingga infeksi tidak akan menyebar dalam populasi.

Dengan kata lain, cukup banyak orang dalam suatu komunitas akan memperoleh kekebalan, bagian masyarakat rentan dapat terlindungi.

Rizanda berujar cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkan kekebalan pada banyak orang sekaligus dapat dilakukan dengan vaksinasi.

Namun selain dengan vaksin, kekebalan tubuh juga bisa didapatkan secara alami oleh orang-orang yang berhasil sembuh dari penyakit infeksi tertentu.

Setelah pulih dari suatu penyakit infeksi, tubuh akan memiliki antibodi untuk melawan kuman penyebab infeksi tersebut bila suatu saat virus kembali menyerang.

"Jadi semakin banyak orang yang terinfeksi sembuh, semakin banyak juga orang yang kebal dan herd Immunity pun akan terbentuk," ujarnya.

Namun, terbentuknya Herd Immunity secara alami membutuhkan waktu yang cukup lama.

Pembentukan Herd Immunity untuk melawan Covid-19 secara alami dengan membiarkan banyak orang terinfeksi virus ditegaskannya bukan cara yang bijak.

Apalagi Indonesia berpenduduk hampir 300 juta jiwa, merupakan waktu yang lama untuk terbentuknya Herd Immunity secara alami.

Membentuk Herd Immunity secara alami pada Covid-19 juga dapat berakibat fatal dan memakan banyak jumlah korban jiwa akibat infeksi ini.

Hal itu menyebabkan konsep Herd Immunity secara alami tidak bisa diharapkan untuk menyudahi pandemi Covid-19, sebelum ditemukannya vaksin.

"Hingga kini, para peneliti berusaha untuk mengembangkan vaksin tersebut, vaksin untuk virus corona sudah mencapai tahap 3," ujarnya

Rizanda mengatakan cara terbaik yang bisa dilakukan adalah memutus rantai penularan dengan gerakan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.

Gerakan ini menurutnya akan efektif untuk menekan angka penyebaran covid-19 jika dilakukan bersama-sama, sambil menunggu kesiapan vaksin yang tengah diteliti oleh banyak pakar di dunia.

"Herd Immunity jika dikatakan menekan penyebaran 100 persen, ya tentu tidak. Tapi ini bagian dari usaha. Banyak orang yang bertanya, kenapa ini (vaksin) bisa cepat dibuat. Karena yang meneliti banyak orang di banyak negara. Karena kita butuh cepat, sekarang sudah masuk tahap 3," ujarnya.

Pemerintah lewat Satgas Covid-19 saat ini terus menggencarkan kampanye penyuluhan 3M (Memakai masker, rajin mencuci tangan, selalu menjaga jarak).

Kampanye 3M ini terus menerus disosialisasikan agar masyarakat tidak lupa bahwa penyebaran Covid-19 banyak datang dari pergerakan manusia.

Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.

Ingat pesan ibu, bersama-sama kita lawan virus corona.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini