News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Menristek: Produksi Massal Vaksin Covid-19 Merah Putih Gandeng Pihak Swasta

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo (kiri) tiba di PT Bio Farma (Persero) Bandung untuk meninjau fasilitas produksi dan pengemasan vaksin Covid-19, di Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (11/8/2020) pagi sekitar pukul 09.45 WIB. Peninjauan dipandu oleh Direktur Utama PT Bio Farma (Persero), Honesti Basyir. Dalam kunjungannya tersebut, Presiden Jokowi didampingi antara lain oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir. Tribunnews/HO/BPMI Setpres

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset Bambang Beodjonegoro mengatakan, dalam produksi massal vaksin Covid-19 Merah Putih pemerintah menggandeng industri atau pihak swasta untuk turut memenuhi kebutuhan vaksin mandiri.

Hal itu didasari, banyaknya kebutuhan vaksin covid-19 270 juta penduduk Indonesia untuk dua kali suntikan, sehingga memerlukan 540juta vaksin virus corona.

Mantan kepala Bappenas ini mengatakan, BUMN seperti PT Bio Farma belum bisa memenuhi produksi massal vaksin. Sejauh ini Bio Farma memiliki kapasitas produksi 250 juta dosis vaksin per tahun.

Kementerian Riset dan Teknologi, ujar dia telah bernegosiasi dengan pihak swasta yang ingin berinvestasi dalam pengembangan vaksin Covid-19.

Perusahaan swasta tersebut antara lain PT Kalbe Farma, PT Sanbe Farma, PT Daewoong Pharmaceutical Company Indonesia, PT Biotis dan Tempo Scan.

"Intinya mereka siap. Kalau sudah dapat izin dari BPOM kapasitas total kita semua bisa mencapai 1 miliar vaksin per tahun," ujar dia dalam diskusi virtual, Senin (26/10/2020).

Baca juga: Satgas Minta Masyarakat Cermat Pilah Informasi Terkait Vaksin Covid-19

Diketahui, proses pengembangan vaksin merah putih telah memasuki fase uji kepada hewan. Bibit vaksin yang dikembangkan dari dua institusi, yakni Lembaga Bio Molekuler (LBM) Eijkman dan Universitas Indonesia itu rencananya akan diserahkan ke Bio Farma untuk menjalani uji klinis dan produksi.

"Kalau semuanya lancar bulan Januari, paling lambat Februari kita sudah serahkan bibit vaksinnya ke Bio Farma," tutur Bambang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini