TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sejumlah ahli mengumumkan meski telah ada vaksin, protokol kesehatan 3M tetap harus dijalankan.
Anggota Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional Prof Dr dr Soedjatmiko, Sp.A(K), memaparkan alasanya, di mana tubuh seseorang akan membentuk kekebalan optimal setelah dua minggu disuntikan vaksin.
"Seseorang kalau disuntik vaksin hari ini, kekebalan baru optimum itu kira-kira mulai dari setelah 2 minggu. Hari ini sampai 2 minggu, orang itu masih risiko tertular dan bisa sakit," ungkapnya pada talkshow secara virtual, Kamis (12/11/2020).
Kemungkinan tertular virus masih ada, selama dua minggu awal itu, apalagi jika seseorang telah beraktivitas ke luar rumah. Sehingga euforia di masyarakat, bahwa setelah suntik vaksinasi semua selesai, tidaklah tepat.
dr. Soedjatmiko pun mengingatkan masih perlunya kedisplinan diri untuk menerapkan protokol kesehatan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta Menjaga jarak)
"Walaupun orang-orang sudah diimunisasi tetap Cuci tangan, pakai masker, jaga jarak, itu terbaik bagi yang sudah di imunisasi, apa lagi yang belum diimunisasi," jelas diam.
*Ada Harapan untuk Hidup Normal*
Ia mengatakan, Indonesia memiliki harapan untuk kembali menjalani hidup normal, di mana masyarakat dapat beraktivitas tanpa masker dikesehariannya.
Baca juga: Perlukah Vaksin untuk Orang yang Pernah Terpapar Covid-19? Ini Penjelasan Ahli
Dr. Soedjatmiko, memaparkan, syaratnya adalah angka positif Covid-19 tidak lagi mencapai ribuan kasus perhari, menurun stabil dan angka kematian ditekan semaksimal mungkin.
Selain itu, diperlukan pula pandangan para ahli yang mampu memutuskan bahwa virus Covid-19 di Indonesia telah dapat dikendalikan.
"Nanti pelan-pelan kita tapi kita belum tahu kapan sementara pemerintah dan para ahli belum menganjurkan, belum membolehkan buka masker dan tetap pemerintah melakukan 3T( testing, tracing, dan treatment) dan masyarakat tetap memakai masker, jaga jarak, cuci tanga, sambil menunggu vaksin," jelas dia.