News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Curhatan Nakes saat Kasus Corona Kembali Melonjak: Saya Sudah Berbulan-bulan Tidak Bertemu Keluarga

Penulis: Inza Maliana
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Satu di antara tenaga kesehatan di RSD Wisma Atlet, dr Efriadi Sp.P, ikut buka suara terkait lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.

TRIBUNNEWS.COM - Satu di antara tenaga kesehatan di RSD Wisma Atlet, yakni dr Efriadi Sp.P, ikut buka suara terkait lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.

Ia mengaku sedih dan prihatin melihat lonjakan kasus tersebut.

Padahal, Indonesia sempat mengalami penurunan kasus pada awal Oktober lalu.

Akhirnya, ia terpaksa menunda pertemuan dengan keluarganya selama berbulan-bulan lamanya.

"Saya sudah berbulan-bulan tidak bertemu keluarga saya di Sumatera."

"Jadi kita melihat kasus sebelum November ini sudah banyak terjadi penurunan kasus."

"Tapi ketika liburan tiba, ternyata kasus semakin meningkat," kata Efriadi, dikutip dari kanal Youtube tvOne, Senin (16/11/2020).

Satu di antara tenaga kesehatan di RSD Wisma Atlet, dr Efriadi SpP ikut buka suara terkait lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.

Baca juga: Target Vaksin Covid-19 Gratis dari Pemerintah Hanya 60 Juta Orang, Prioritaskan Tenaga Medis

Menurutnya, lonjakan kasus yang terjadi benar-benar menyulitkan para tenaga kesehatan.

Sebab, selama pandemi delapan bulan terakhir ini, mereka telah bekerja keras tanpa henti.

Namun, perjuangan mereka seakan tidak dihargai oleh beberapa masyarakat yang melanggar protokol kesehatan.

"Ini sangat menyulitkan bagi kita yang bekerja."

"Artinya selama ini kita berharap dengan kita bekerja seperti ini, masyarakat mampu menerapkan protokol kesehatan."

"Itu saja yang kami minta," ungkapnya.

Petugas mengecek suhu tubuh penumpang KM Doro Londa di Terminal Penumpang Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (15/11/2020). PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT Pelni menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang sudah diverifikasi oleh KNKT di setiap kapal penumpang termasuk di KM Doro Londa. Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Baca juga: Polemik Kerumunan di Acara Rizieq Shihab: Pemerintah Sesalkan hingga Anies Dinilai Tak Profesional

Efriadi juga menyoroti acara pemicu kerumunan massa yang digelar akhir-akhir ini.

Ia memohon agar masyarakat tidak sesumbar mengikuti acara tidak penting yang menimbulkan kerumunan.

Ia mengingatkan, apabila semua masyarakat patuh pada protokol kesehatan, maka angka penularan Covid-19 dapat turun.

"Saya harapkan mohon hindari kegiatan berkumpul tidak penting dan sebaiknya tetap terapkan protokol 3 M."

"Kita juga semua nakes punya keluarga, kita ingin bisa kembali beraktivitas dengan keluarga dan selamat dari pandemi ini," jelasnya.

Relawan Minta Tokoh Masyarakat Tak Abai Protokol

Senada dengan dr Efriadi, Bidang Koordinasi Relawan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 juga ikut menanggapi lonjakan kasus Covid-19.

Ketua Bidang Koordinasi Relawan Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Andre Rahadian, meminta agar tokoh masyarakat menjadi panutan dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Agar Indonesia terlindung dan bebas dari COVID-19, diperlukan kolaborasi total dari seluruh lapisan masyarakat untuk saling bahu membahu menegur dan menjaga orang terdekat dalam hal penerapan protokol kesehatan."

"Para tokoh masyarakat memegang peran penting dalam mengajak dan menjaga masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan dalam aktifitas sehari-hari," ujarnya dalam keterangan pers di BNPB Jakarta.

Ia menerangkan, tokoh masyarakat menjadi ujung tombak kedisiplinan para pengikutnya.

Ketua Bidang Koordinasi Relawan Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Andre Rahadian.

Baca juga: DPR RI Kritisi Konsistensi Satgas Covid-19 Tangani Kerumunan, Nanti Ada yang Minta Dikirim Masker

Untuk itu, ia meminta agar para tokoh masyarakat memahami pentingnya mematuhi protokol kesehatan.

"Para tokoh masyarakat ini adalah ujung tombak, kedisiplinan serta kepatuhan mereka dalam menerapkan protokol kesehatan menjadi suatu contoh panutan bagi para pengikutnya."

"Jangan malah melakukan kegiatan yang bertentangan dengan protokol dan membahayakan masyarakat," ungkapnya.

Andre menambahkan, pihak Satgas Covid-19 dan juga para relawan sudah bekerja mengedukasi, mengajak, dan mengingatkan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan.

Ia meminta agar jangan sampai usaha selama delapan bulan ini menjadi hilang karena tokoh masyarakat yang abai.

"Tolong pikirkan nasib masyarakat yang bisa tertular, terutama kelompok rentan," tegasnya.

Massa pendukung Front Pembela Islam (FPI) saat menghadiri perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus pernikahan anak Habib Rizieq Syihab di kawasan Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (14/11/2020). Pantauan Tribunnews.com di lapangan prosesi pembacaan ijab kabul menggunakan bahasa Arab dan berlangsung dengan hikmat. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Baca juga: Luapan Kritik Warga untuk Pemerintah Soal Kerumunan Habib Rizieq, Sebut Standar Ganda, Respon FPI

Sebelumnya diberitakan, acara yang digelar pemimpin ormas Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab, pada Sabtu (14/11/2020) menuai polemik.

Pasalnya, acara Maulid Nabi Muhammad SAW dan pernikahan putri keempat Habib Rizieq itu memicu kerumunan massa.

Diperkirakan sekitar 10.000 orang memadati acara yang digelar di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat.

Puluhan ribu orang yang hadir dalam perhelatan itu menjadi tidak terbendung hingga tumpah ruah dan berimpitan.

Akhirnya, massa yang berbondong-bondong itu menyulitkan penerapan protokol kesehatan, terutama untuk jaga jarak fisik.

Padahal, Indonesia masih berada di situasi pandemi yang rawan terjadi penularan Covid-19.

Oleh karena itu, acara tersebut menuai kecaman dari publik.

(Tribunnews.com/Maliana)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini