News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Vaksin Sudah Ditemukan, WHO Peringatkan Agar Tidak Berpuas Diri, Tetap Waspada Covid-19

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tedros Adhanom Ghebreyesus saat rapat di kantor WHO di Genewa Swiss pada 5 Oktober 2020

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JENEWA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan pemerintah dan warga dunia untuk tidak mengurangi kewaspadaan terhadap pandemi Covid-19, meskipun sekarang program vaksinasi sudah dekat.

WHO meminta semua pihak untuk tetap disiplin merapkan protokol kesehatan, memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan untuk mencegah penularan Covid-19.

WHO mengingatkan, ketika dunia lengah, maka sistem perawatan di negara manapun akan goyah akibat Covid-19.

Baca juga: WHO Pertimbangkan Penggunaan Sertifikat e-Vaksinasi untuk Perjalanan Internasional

Baca juga: Sesuai Aturan, Vaksin Covid-19 Bisa Diperoleh Secara Gratis maupun Dibeli oleh Masyarakat

"Kemajuan vaksin memberi kita semua dorongan dan kita sekarang dapat mulai melihat titik terang. Namun, WHO khawatir ada persepsi yang berkembang bahwa pandemi Covid-19 sudah berakhir karena adanya vaksin," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers di Jenewa, seperti dilansir Reuters, Minggu (6/12/2020).

Inggris menyetujui vaksin Covid-19 buatan Pfizer Inc pada Rabu pekan lalu, meningkatkan harapan baru untuk melawan virus yang telah menewaskan hampir 1,5 juta orang di dunia, menghidupkan kembali ekonomi dunia dan meningkatkan kehidupan normal miliaran orang.

Tedros mengingatkan semua masyarakat dunia, bahwa masih panjang jalan yang harus dilalui untuk mengakhiri pandemi Covid-19.

Dia tegaskan, keputusan yang dibuat pemerintah suatu negara akan menentukan jalannya dalam jangka pendek dan kapan pandemi pada akhirnya akan berakhir.

Ilustrasi Vaksin. (WHO) memperingatkan pemerintah dan warga dunia untuk tidak mengurangi kewaspadaan terhadap pandemi Covid-19, meskipun sekarang program vaksinasi sudah dekat. (The Jakarta Post)

"Kami tahu ini adalah tahun yang sulit dan semua orang sudah lelah, tetapi di rumah sakit yang beroperasi atau yang sudah melebihi kapasitas, itu yang paling merasa kesulitan," katanya.

"Kenyataannya saat ini, banyak tempat menyaksikan penularan virus Covid-19 yang sangat tinggi, yang memberikan tekanan besar pada rumah sakit, unit perawatan intensif dan petugas kesehatan."

Virus Covid-19 muncul di Wuhan, China, setahun yang lalu— ketika lebih dari 65 juta orang dilaporkan terinfeksi virus corona di dunia dan 1,5 juta orang telah meninggal.

Dua vaksin yang menjanjikan dapat segera diterima oleh otorisasi untuk penggunaan darurat dari Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan (FDA) AS, dan sekitar 20 juta orang Amerika dapat divaksinasi tahun ini, membantu membendung gelombang virus di negara terparah di dunia.

Namun, pakar kedaruratan WHO Mike Ryan juga memperingatkan masyarakat dunia untuk tidak cepat berpuas diri setelah peluncuran vaksin atau vaksin ditemukan.

Ryan mengatakan, meskipun mereka adalah bagian utama dari pertempuran melawan Covid-19, vaksin tidak akan sendirinya akan mengakhiri pandemi.

"Vaksin tidak sama dengan nol Covid," tegasnya.

Ryan mengatakan beberapa negara harus tetap mempertahankan langkah-langkah pengendalian yang sangat ketat untuk beberapa waktu ke depan atau mereka akan melihat risiko "ledakan" jumlah kasus pandemi.

"Kita berada dalam momen penting di beberapa negara. Ada sistem kesehatan di beberapa negara pada titik keruntuhan," katanya, tanpa merujuk pada negara-negara tertentu.

Peluncuran Covax
WHO telah mendukung program vaksin global COVAX yang berupaya memastikan distribusi vaksin yang adil dan merata. Sejauh ini tercatat 189 negara telah bergabung.

Kepala ilmuwan WHO berharap setengah miliar dosis vaksin akan tersedia untuk didistribusikan oleh skema COVAX pada kuartal pertama 2021.

Adapun rencana awal adalah memvaksinasi 20 persen populasi dengan risiko tertinggi, termasuk petugas kesehatan dan orang-orang berusia di atas 65 tahun.

"Tujuannya adalah untuk mendapatkan setidaknya 2 miliar dosis pada akhir 2021 yang akan cukup untuk memvaksinasi 20 persen populasi negara-negara yang merupakan bagian dari COVAX," kata kepala ilmuwan Soumya Swaminathan.

“Ini akan cukup untuk "mengakhiri fase akut pandemi" dengan mengurangi kematian dan dampaknya pada sistem kesehatan,” katanya.

COVAX dipimpin oleh aliansi vaksin GAVI, WHO dan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI). Amerika Serikat belum mendaftarkan dirinya ke COVAX.

1,2 Juta Dosis Vaksin Corona Tiba dari China

Vaksin Covid-19 tiba perdana di Indonesia pada Minggu, (6/12/2020). Vaksin tiba di Bandara Soekarno-Hatta, diangkut menggunakan pesawat Garuda Indonesia Boeing 737-300ER, pada pukul 21.30 Wib. (taufik ismail/tribunnews.com)

Sebanyak 1,2 juta vaksin Covid-19 tiba di Tanah Air pada Minggu malam, (6/12/2020).

Sebelumnya, vaksin buatan Sinovac tersebut dibawa dari Beijing, Republik Rakyat Tiongkok dengan menggunakan pesawat charter dari maskapai Garuda Indonesia.

Dikutip dari Sekretariat Presiden, pesawat jenis Boeing 777-300 ER dengan nomor registrasi PK-GIC tersebut lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Minggu, (6/12/2020) pukul 05.30 WIB.

Pesawat dengan nomor penerbangan GA890 tersebut mendarat di Bandara Beijing Capital International sekitar pukul 13.00 waktu setempat. Setelah itu, otoritas setempat melakukan pengecekan kelengkapan administrasi.

Vaksin tersebut sebelumnya telah dikemas menggunakan tempat penyimpanan khusus berupa Envirotainer untuk menjaga kualitas vaksin. Sebanyak 1,2 juta vaksin dalam 7 Envirotainer selanjutnya dimasukan ke bagasi pesawat.

Pesawat kemudian lepas landas dari Bandara Beijing Capital International sekitar pukul 15.30 waktu setempat dan tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta sekitar pukul 21.25 WIB.

Setibanya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Envirotainer akan dibawa ke _warehouse_ Garuda untuk dilakukan pengisian ulang daya. Setelah itu, vaksin kemudian akan langsung dibawa ke Bio Farma di Kota Bandung.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku bersyukur dengan tibanya vaksin Covid-19 ke Indonesia. Dengan adanya vaksin maka upaya pencegahan penyebaran Corona dapat terus dilakukan.

"Tapi untuk memulai vaksinasi masih memerlukan tahapan-tahapan dari badan pengawas obat dan makanan BPOM dan perlu saya tegaskan pertama seluruh prosedur harus dilalui dengan baik dalam rangka menjamin kesehatan dan keselamatan masyarakat serta efektivitas vaksin. Pertimbangan ilmiah, hasil uji klinis ini akan menentukan Kapan vaksinasi bisa dimulai," kata Presiden yang disiarkan Youtube Sekretariat Presiden, Minggu, (6/12/2020).

Meskipun vaksin Covid-19 sudah ada, Presiden meminta masyarakat tetap menerapkan Protokol kesehatan. Mulai dari memakai masker, menjaga jarak, hingga mencuci tangan.

Sementara itu Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Airlangga Hartarto mengatakan bahwa dengan adanya vaksin melengkapi upaya tracing, testing, dan treatmen sebagai upaya penanggulangan Pandemi Covid-19.

"Ketiga hal tersebut 3T, 3M dan vaksinasi, harus berjalan bersamaan sampai kita semua di Indonesia di seluruh dunia benar benar lepas dari Pandemi Covid-19. Walaupun vaksin sudah datang dan berada di Indonesia, namun pelaksanaan vaksinasi harus melewati tahapan evaluasi dari BPOM untuk memastikan aspek mutu, kemanan dan efektivitasnya. selain itu juga menunggu fatwa MUI untuk aspek kehalalannya," pungkas Airlangga.

Catatan Redaksi:

Bersama-kita lawan virus corona. Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.

Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin) Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak). (Reuters/NHK/CNNAFP/Channel News Asia)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini