Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan perkembangan peta zonasi risiko pekan ini belum menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Ia pun meminta semua daerah menyikapi secara serius perkembangan peta zonasi risiko dari minggu ke minggu.
Pada perkembangan Minggu ini, Wiku menyayangkan karena jumlah daerah yang masuk zona merah atau risiko tinggi meningkat menjadi 64 dari pekan sebelumnya sebanyak 47 kabupaten/kota.
Hal itu disampaikan Wiku saat memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 melalui disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (15/12/2020).
Baca juga: Satgas: Risiko Kematian Pasien Covid-19 Dipengaruhi Usia dan Riwayat Komorbid
"Ini tentunya harus disikapi secara serius. Ingat, zona risiko sedang bukan zona aman, sedikit lengah maka kabupaten/kota dapat berpindah ke zona yang lebih tinggi dan lebih berbahaya," ungkap Wiku.
Perkembangan peta zonasi risiko minggu ini pun terlihat sama seperti tren yang terjadi sebelumnya, mayoritas kabupaten/kota masih merasa nyaman untuk berada di risiko sedang atau zona oranye.
Jumlah daerah yang masuk zona oranye pekan ini jumlahnya pun meningkat menjadi 380 dari 371 kabupaten/kota pada pekan lalu.
Baca juga: Pemda Diminta Optimalkan Peran Satgas Daerah Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 Liburan Akhir Tahun
Lalu pada zona kuning atau risiko rendah jumlah menurun menjadi 59 dari 84 kabupaten/kota pada pekan sebelumnya.
Pada zona hijau tidak ada kasus baru meningkat menjadi 7 dari 6 kabupaten/kota pekan sebelumnya.
Dan zona hijau tidak terdampak pun menurun jumlahnya menjadi 4 dari 6 kabupaten/kota pekan sebelumnya.
Baca juga: Per 15 Desember: Kematian Akibat Covid-19 Di Indonesia Hampir Mencapai 20 Ribu Kasus
Wiku menyatakan, berdasarkan pemetaan pada zona risiko ini, dapat dilihat mayoritas kabupaten/kota di Indonesia berada di risiko sedang.
Sedikit saja lengah, ia khawatir daerah-daerah tersebut dapat berpindah ke zona merah.
Untuk mencegah hal itu, Wiku meminta upaya 3T yaitu testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan) dan treatment (perawatan) terus dimasifkan.