Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satgas Penanganan Covid-19 mengungkap ada sejumlah variabel penyebab meningkatnya laju penularan virus Covid-19 saat masa libur panjang.
Pertama yaitu peningkatan mobilitas masyarakat, baik yang bepergian ke tempat-tempat wisata ataupun mengunjungi sanak saudara di luar daerah.
"Ketika terjadi peningkatan mobilitas penduduk dan ketika terjadi pergerakan orang ke satu tempat yang sama dalam satu waktu, satu ruang yang ruangannya tidak bertambah, tapi manusianya bertambah, maka terjadi potensi kerumunan," kata Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19 dr Dewi Nur Aisyah di kanal YouTube BNPB, Rabu (16/12/2020).
Baca juga: Pakar Hukum Tekankan Pentingnya Pengawasan Dana Bansos Covid-19
Setelah terjadi potensi kerumunan, variabel selanjutnya yang dilihat apakah 3M patuh diterapkan atau tidak.
Dewi menjelaskan, ada kondisi-kondisi di mana 3M justru sulit diterapkan.
Misal ketika masyarakat mengunjungi suatu tempat wisata, menjaga jarak cenderung sulit diterapkan ketika kerumunan massanya tidak terbendung.
"Itu (jaga jarak) akan sangat sulit, kerumunan tidak terelakkan, menjaga jarak tidak bisa," kata dia.
Padahal menjaga jarak adalah cara melindungi diri dari Covid-19 yang paling besar.
Baca juga: Anies Baswedan Sudah 2 Pekan Jalani Isolasi dan Belum Negatif Covid-19, Ini Kata Wagub DKI
85 persen perlindungan seseorang terhadap penularan Covid-19 didapat dari menjaga jarak dan tidak berkerumun.
"Pakai masker hanya 70 persen. Sekarang dalam keadaan kerumunan itu, 85 persen cara melindungi diri dari Covid-19 sudah bisa hilang," kata dia.
Melihat lonjakan kasus yang disebabkan libur panjang periode Mei, Agustus, dan akhir Oktober, Dewi menyimpulkan ketidakpatuhan masyarakat kepada 3M meningkatkan laju penularan Covid-19 di tengah masyarakat.
Ketika ada mobilitas, ada kerumunan, ada ketidakpatuhan, maka muncul penularan Covid-19.
"Setelah sudah ada peningkatan potensi penularan, yang terjadi selanjutnya adalah terjadi penambahan kasus yang sangat signifikan," kata Dewi.
Baca juga: Inggris Sudah Suntikkan Vaksin Covid-19 kepada 137.897 Orang