Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satgas Penanganan Covid-19 Nasional mengumumkan adanya lonjakan laju penularan virus corona setelah libur panjang periode Mei, Agustus, dan Oktober tahun 2020.
Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19 dr. Dewi Nur Aisyah menyebut lonjakan penularan Covid-19 itu mayoritas terjadi secara tiba-tiba.
"Apa dampaknya ketika kasus ini tiba-tiba melonjak? orang yang positif ini banyak, maka akan berpengaruh kepada kapasitas pelayanan kesehatan.
Ini jadi domino efek yang paling kita takutkan, adalah bahwa tenaga kesehatan kewalahan, tidak cukup," kata Dewi saat berbicara di kanal YouTube BNPB, Rabu (16/12/2020).
Baca juga: Taiwan Perpanjang Larangan Masuk Bagi Pekerja Migran dari Indonesia Karena Lonjakan Kasus Covid-19
Domino efek lonjakan kasus yang terjadi tiba-tiba itu berdampak pada kapasitas pelayanan kesehatan yang kadangkala tidak mencukupi.
Efek domino pertama yakni pada jumlah keterisian tempat tidur di ruang critical care seperti ruang ICU.
Ruang ICU biasanya digunakan bagi pasien Covid-19 yang mengalami gejala berat.
"Tempat tidur mungkin kalau di ruangan biasa tidak masalah, namun yang harus kita lihat adalah jumlah tempat tidur di critical care, ICU dan lainnya, ini yang sangat terbatas," ujar dia.
Baca juga: Kapan Vaksinasi Covid-19 akan Dimulai? Jokowi Menggratiskan hingga Perkembangan Izin dari BPOM
"Bagaimana ventilator, jumlah ICU itu sendiri bagaimana ketika yang datang ke sana ternyata adalah orang-orang yang punya gejala berat, ini akan sulit," sambung Dewi.
Domino efek lonjakan penularan Covid-19 yang terjadi tiba-tiba juga berdampak pada para tenaga kesehatan.
Tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat waktu kerjanya akan menjadi luar biasa sekali.
Bahkan kadangkala para tenaga kesehatan harus melayani pasien yang banyak dalam satu waktu tanpa jeda.
Baca juga: Waspadai! Lonjakan Covid-19 di Terjadi Setelah Libur Panjang Periode Mei, Agustus dan Oktober
"Fatalitas kesehatan bergantung pada kapasitas pelayanan kesehatan, dan yang kedua akan berpengaruh dari karakteristik pasien yang terinfeksi," jelas Dewi.
Karakteristik pasien yang terinfeksi ini meliputi: faktor risiko usia, jumlah komorbid yang dimiliki, jenis komorbid yang ada pada pasien dan kecepatan penanganan pasien Covid-19 itu.
Ada kejadian di mana seorang pasien Covid-19 cepat dibawa ke rumah sakit, namun yang terjadi rumah sakit justru tidak memiliki tempat untuk merawat.
"Lonjakan kasus yang begitu tinggi, sementara kita (pelayanan kesehatan) tidak siap," kata dia.
"Jadi kalau kita lihat memang ada risiko tadi, semuanya domino efek. Mulai dari libur panjang, kenapa ujungnya kita terjadi peningkatan kasus kematian juga," sambung Dewi.