TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19 dr. Dewi Nur Aisyah mengatakan, bahwa penderita komorbid atau penyakit penyerta jadi salah satu penyebab kematian pasien Covid-19.
Ia pun menyebut, bahwa semakin banyak komorbid yang dimiliki pasien, risiko kematian akibat Covid-19 akan makin tinggi.
Dr. Dewi pun mengungkapkan, pasien Covid-19 yang meninggal dunia paling tinggi disebabkan karena komorbid adalah penderita sakit ginjal.
Hal itu disampaikan dr. Dewi saat dialog bertajuk Covid-19 Dalam Angka: Belajar Dari Pengalaman Libur Panjang yang disiarkan kanal YouTube BNPB Indonesia, Rabu (16/12/2020).
"Jenis komorbid paling tinggi di Indonesia risiko kematian ditemukan pada mereka yang punya komorbid penyakit ginjal," kata dr. Dewi.
Baca juga: Satgas: Risiko Kematian Pasien Covid-19 Dipengaruhi Usia dan Riwayat Komorbid
Dr. Dewi pun menjelaskan berdasarkan data Satgas Covid-19, penyakit ginjal sebabkan 13,5 kali risiko kematian lebih tinggi pada pasien Covid-19 dibandingkan yang tidak memiliki komorbid.
Sedangkan, penyakit jantung meningkatkan risiko kematian hingga 9 kali, diabetes melitus 8,3 kali, hipertensi, dan penyakit imun sama-sama 6 kali lipat berisiko sebabkan kematian pada pasien Covid-19.
"Sisanya penyakit kanker, liver itu 3,3 kali lipat lebih tinggi sebabkan kematian," ucapnya.
Ia mengatakan, bahwa jumlah komorbid yang dimiliki juga berdampak pada risiko kematian.
Hanya dengan satu komorbid, kata dr. Dewi, risiko kematian akibat Covid-19 lebih tinggi 6,5 kali lipat daripada orang yang tidak memiliki komorbid.
"Sedangkan dua komorbid, misalnya gabungan hipertensi dan diabetes, itu risiko kematian naik jadi 15 kali lipat. Yang 3 atau lebih komorbid, itu naik lagi 29 kali lipat untuk risiko kematian," jelasnya.