News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Varian Baru Virus Corona Telah Menyebar, Internasional Berlakukan Larangan Perjalanan dari Inggris

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi menunggu penerbangnan di bandara. Varian baru virus corona telah menyebar. Negara-negara internasional memberlakukan larangan perjalanan ke Inggris.

TRIBUNNEWS.COM - Negara-negara internasional mulai mengkhawatirkan varian baru virus corona.

Diketahui, varian baru virus corona telah menyebar di Inggris.

Jenis baru ini lebih mudah menular.

Meskipun begitu, tidak ada bukti bahwa varian tersebut lebih mematikan.

Sejumlah negara pun memberlakukan larangan perjalanan dari negara tersebut.

Dilansir BBC, lebih dari 40 negara telah melarang masuknya wisatawan dari Inggris.

Sebagian besar negara di benua Eropa telah melarang kedatangan dari Inggris dalam upaya menghentikan penyebaran virus baru tersebut.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona di Inggris Sudah Menyebar ke Australia

Satu di antaranya adalah Swedia.

Bahkan, Swedia juga melarang pelancong asing dari Denmark.

Pasalnya, kasus varian baru telah ditemukan di Denmark.

Negara Eropa lain yang membatasi perjalanan dari Inggris adalah Prancis.

Prancis memberlakukan larangan penumpang dan barang dari Inggris.

Aturan itu menyebabkan terganggunya aktivitas di pelabuhan utama Dover, Inggris selatan.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara selama konferensi pers virtual di dalam 10 Downing Street di pusat kota London pada 16 Oktober 2020. (Eddie MULHOLLAND / POOL / AFP)

Baca juga: Pasien dengan Kasus Varian Baru Covid-19 Seperti di Inggris Juga Ditemukan di Italia

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengatakan, dia berkompromi dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, untuk melanjutkan perjalanan.

Johnson berharap, masalah itu dapat diselesaikan secepat mungkin.

Sementara itu, Menteri Transportasi Prancis, Clément Beaune, mengatakan bahwa negaranya menggantikan larangan awal 48 jam bagi pelancong dan truk.

Di Brussel, para pejabat telah mengadakan pembicaraan terkait tanggapan dari 27 anggota Uni Eropa.

Tidak ada keputusan pasti.

Namun, satu opsi yang dibahas adalah menuntut kedatangan dari Inggris berstatus negatif Covid-19, sebelum mereka pergi.

Larangan di Belahan Dunia Lainnya

Selain negara-negara di benua Eropa, banyak negara lain yang telah melarangan kedatangan dari Inggris.

Di antaranya adalah India, Iran, hingga Kanada.

Warga Italia mengenakan masker demi menghindari risiko tertular virus Corona di area publik. (DW)

Amerika Serikat belum mengikutinya.

Namun, dua maskapai penerbangan, yakni British Airways dan Delta, hanya akan mengizinkan penumpang yang dites negatif Covid-19 untuk terbang ke bandara John F Kennedy di New York.

Arab Saudi, Kuwait, dan Oman, telah menutup perbatasan mereka sepenuhnya untuk penumpang internasional.

Baca juga: India Juga Hentikan Sementara Penerbangan dari Inggris, Cegah Penularan Varian Baru Corona

Kasus Varian Baru di Luar Inggris

Kasus varian baru virus corona telah menyebar di luar Inggris, termasuk Denmark.

Sejumlah kecil kasus yang ditemukan di Denmark mendorong Swedia untuk melarang kedatangan dari sana.

Itulah pertama kalinya Swedia memberlakukan pembatasan pada negara tetangga.

"Jelas ada risiko bahwa orang Denmark akan tergoda untuk menyeberang ke Swedia untuk berbelanja hadiah Natal," kata Menteri Dalam Negeri Mikael Damberg, menurut AFP via BBC.

Varian baru virus corona juga telah terdeteksi di Australia, Italia, dan Belanda.

Meskipun begitu, beberapa ahli percaya, varian baru telah menyebar ke luar tempat yang dilaporkan.

Baca juga: Ingatkan Jokowi soal Varian Baru Virus Corona di Inggris, SBY: Lakukan Langkah yang Cepat & Tepat

Awal Mula Varian Baru Virus Corona Menyebar di Inggris

Varian baru virus corona menyebar di beberapa wilayah di Inggris.

Mulanya dilaporkan, lebih dari 1.000 kasus dengan varian ini telah ditemukan.

Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock, mengatakan setidaknya 60 otoritas lokal yang berbeda telah mencatat infeksi Covid yang disebabkan oleh varian baru tersebut.

Ilustrasi virus corona. (CDC)

Hancock mengungkapkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengetahui hal itu.

Para ilmuwan Inggris pun sedang melakukan studi lebih lanjut.

Dilansir BBC, Hancock mengatakan kepada anggota parlemen di House of Commons bahwa selama seminggu terakhir, telah terjadi peningkatan tajam dan eksponensial dalam infeksi virus corona di London, Kent, beberapa wilayah Essex, dan Hertfordshire.

"Saat ini kami telah mengidentifikasi lebih dari 1.000 kasus dengan varian ini terutama di Inggris Selatan, meskipun kasus telah diidentifikasi di hampir 60 wilayah otoritas lokal yang berbeda."

"Kami tidak tahu sejauh mana ini karena varian baru, tetapi apa pun penyebabnya, kami harus mengambil tindakan cepat dan tegas yang mutlak penting untuk mengendalikan penyakit mematikan ini saat vaksin diluncurkan," kata Hancock.

Kepala Petugas Medis Inggris, Prof Chris Whitty, mengatakan tes swab virus corona saat ini akan mendeteksi varian baru yang telah ditemukan, terutama di Kent dan daerah sekitarnya dalam beberapa pekan terakhir.

Perubahan atau mutasi melibatkan protein lonjakan virus, bagian yang membantunya menginfeksi sel, dan target vaksin Covid-19.

Terlalu dini untuk mengetahui secara pasti, apa efek varian baru terhadap perilaku virus.

"Jangan histeris. Ini tidak berarti penyakit itu lebih menular atau lebih berbahaya."

"Itu adalah sesuatu yang harus diperhatikan," ujar Prof Alan McNally, seorang ahli di Birmingham University.

"Upaya besar sedang dilakukan untuk mengkarakterisasi varian dan memahami kemunculannya."

"Penting untuk menjaga perspektif yang tenang dan rasional pada jenis tersebut, karena ini adalah evolusi virus yang normal dan kami berharap varian baru ini berlalu seiring waktu," imbuhnya.

Di sisi lain, Dr Jeremy Farrar, Direktur Wellcome, mengatakan varian baru ini berpotensi serius.

"Pengawasan dan penelitian harus dilanjutkan, dan kami harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menghindari virus," tuturnya.

(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini