TRIBUNNEWS.COM - Varian baru virus corona semakin menyebar di luar negara Inggris.
Kabar terbaru melaporkan, 5 kasus varian baru virus corona telah ditemukan di Jepang.
Satu kasus positif telah dikonfirmasi di Prancis.
Dilansir Guardian, kelima orang yang terinfeksi di Jepang tersebut baru-baru ini tiba dari Inggris.
Mereka telah dikarantina.
Media Jepang melaporkan, pejabat kesehatan berusaha melacak kontak mereka dan kemungkinan rute penularan.
Baca juga: Waspada 7 Gejala Lain dari Varian Baru Virus Corona yang Mungkin Timbul
Sementara itu, kasus pertama Prancis dari varian virus corona yang lebih menular itu adalah seorang warga kota Tours, di wilayah Centre-Val de Loire di bagian barat negara Prancis.
Ia baru tiba dari London pada 19 Desember 2020 lalu.
Kementerian Kesehatan Prancis mengatakan, pasien tidak menunjukkan gejala.
Dia dites di rumah sakit pada 21 Desember 2020.
Kemudian, diketahuilah bahwa ia terjangkit jenis virus yang dikenal sebagai VOC 202012/01.
Saat ini, dia sedang menjalani isolasi mandiri.
"Otoritas kesehatan telah melakukan pelacakan kontak untuk para profesional kesehatan yang merawat pasien," kata kementerian dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan juga menerangkan, kontak yang dianggap rentan juga akan diisolasi.
Kementerian menambahkan, hingga saat ini, beberapa sampel positif yang mungkin menunjukkan varian VOC 202012/01 sedang diurutkan oleh laboratorium spesialis Institut Pasteur.
Baca juga: Menkes Bentuk Tim Khusus, Pelajari Varian Baru Virus Corona
Sebelumnya, Jepang telah melarang masuknya wisatawan dari Inggris selain dari warga negara dan penduduk Jepang yang kembali.
Sementara itu, Prancis baru saja menyetujui kesepakatan untuk meringankan larangan perjalanan bagi orang yang datang dari Inggris.
Diketahui juga, varian baru telah terdeteksi di Australia dan Denmark sebelumnya.
Padahal, kontrol perbatasan telah dilakukan dengan sangat ketat.
Varian kedua dari virus corona dari Afrika Selatan juga telah mencapai Inggris.
Para ilmuwan percaya, varian kedua ini lebih menyerang orang yang lebih muda.
Varian ini juga disebut sedikit lebih kebal terhadap vaksin.
Namun, penelitian masih terus berlanjut memastikan ancaman yang ditimbulkan oleh varian tersebut.
Varian baru ini juga tampaknya tidak memicu gejala yang lebih serius atau memerlukan perawatan berbeda, menurut para ahli.
Ada juga beberapa kekhawatiran bahwa banyaknya mutasi individu dari varian Afrika Selatan dapat menginfeksi kembali individu yang telah tertular virus dan sembuh.
Baca juga: Setelah Inggris dan Afrika Selatan, Varian Strain Virus Corona Ketiga Ditemukan di Nigeria
Pembatasan Internasional
Varian baru ini menghadirkan kontrol perjalanan yang lebih ketat di seluruh dunia.
Beberapa negara, termasuk Arab Saudi, telah menutup perbatasannya untuk sementara waktu.
Negara-negara lainnya, dari El Salvador hingga Finlandia, juga telah memblokir pelancong dari Inggris atau mereka yang berkebangsaan Inggris.
Selama perjalanan berlangsung, kontrol yang dilakukan akan lebih ketat.
Seperti Rusia, Misalnya.
Rusia memberlakukan karantina wajib selama dua minggu bagi orang-orang yang datang dari Inggris.
Sebelumnya, negara tersebut menangguhkan penerbangan ke dan dari Inggris, menurut kantor berita Interfax.
Penanganan Covid-19 di Jepang
Sementara itu, Jepang berharap untuk memulai program vaksinasi di tahun baru.
Negara berpenduduk 126 juta orang itu telah mencapai kesepakatan untuk membeli 290 juta dosis vaksin dari Pfizer, AstraZeneca, dan Moderna.
Banyaknya dosis itu dianggap cukup untuk 145 juta orang.
Namun, belum ada satupun yang disetujui oleh regulatornya.
Sehingga untuk saat ini, pihak berwenang Jepang masih berjuang untuk mengontrol transmisi.
Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, mendesak orang-orang untuk tinggal di rumah selama tahun baru.
Libur nasional juga diperpanjang, meskipun ini adalah musim di mana secara tradisional orang-orang mengunjungi teman dan kerabat di seluruh negeri.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)