TRIBUNNEWS.COM - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan hingga saat ini, pihaknya belum mengetahui apakah varian baru virus corona yang ditemukan di London, Inggris, sudah masuk ke Indonesia atau belum.
"Apakah strain virus ini (varian baru virus Corona,-Red) sudah ada di Indonesia? Sampai sekarang kita belum tahu," kata Budi dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (29/12/2020).
Pasalnya untuk mengetahui keberadaan virus itu harus dilakukan hold genome sequencing (pengurutan genom informasi genetik dari virus).
Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan bersama Menristek BRIN akan mengkoordinasikan 11 dari 12 laboratorium yang ada di Indonesia untuk bekerja sama.
Baca juga: Ada Mutasi Virus Corona, Vaksinolog : Tak Pengaruhi Efektivitas Vaksin
Baca juga: Positif Covif-19, Aa Gym Ungkap Kronologi hingga Dirinya Terpapar Virus: Kelelahan
Baca juga: Lonjakan Covid-19 Diprediksi Terjadi pada 16-18 Januari 2021
"Kami memastikan rumah sakit yang merawat banyak pasien Covid mengirimkan sampel secara rutin ke jaringan lab ini."
"Dan kami melakukan genome sequencing secara rutin untuk melihat apakah ada strain baru. Termasuk juga bekerja sama dengan lab internasional untuk mengetahui pola penyebaran di dunia," urai Budi.
MenkesĀ meminta kepada masyarakat Indonesia tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Tetap memakai masker itu paling utama, rajin mencuci tangan dan menjaga jarak," tegasnya.
Tiga Fakta Varian Virus Corona Baru
Budi dalam kesempatan tersebut juga memaparkan tiga fakta dari varian virus corona baru.
Diketahui sebelumnya, SARS-CoV-2 telah bermutasi yang kemudian diberi nama B117 atau N5001Y.
Baca juga: Virus Corona Varian Baru Muncul, Indonesia Tutup Pintu bagi Warga Asing 1-14 Januari 2021
Baca juga: Korea Selatan Laporkan Temuan Varian Baru Virus Corona dari Inggris, Menimpa Satu Keluarga
Baca juga: GeNose, Alat Deteksi Virus Corona Karya Anak Bangsa Sudah Mulai Bisa Dipesan
Fakta pertama Budi menegaskan, B117 atau N5001Y memang terbukti lebih mudah menular dibandingkan SARS-CoV-2.
"Nomor dua mutasi ini tidak terbukti lebih parah atau lebih fatal ke manusia," urai Budi.
Sedangkan fakta ketiga, strain baru dari virus corona dapat dideteksi dengan menggunakan alat tes yang ada saat ini.
Baik dengan tes swab antigen maupun tes Polymerase Chain Reaction (PCR).
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)