Virus Corona

Efek Samping Vaksin Covid-19 Sinovac Disebut Aman, Tim Uji: Ada Panas, Demam, dan Bengkak Ringan

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Gigih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof Dr Kusnandi Rusmil dalam Programme Launching International Conference Covid-19 Pandemic and Global Vaccine, Senin (4/1/2021).
Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof Dr Kusnandi Rusmil dalam Programme Launching International Conference Covid-19 Pandemic and Global Vaccine, Senin (4/1/2021).

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof Dr Kusnandi Rusmil menyebut hasil uji klinis vaksin Sinovac tidak memiliki efek samping yang berbahaya.

Hal itu diungkapkan Kusnandi dalam Programme Launching International Conference Covid-19 Pandemic and Global Vaccine, Senin (4/1/2021).

"Kita telah mengikuti enam bulan, apa yang didapat, ternyata kejadian sakit hanya panas ringan, demam sedikit, bengkak ringan, yang dalam dua hari, 20 persen sembuh sendiri," ungkap Kusnandi.

"Selama ini kalau kemanannya cukup baik, tetapi untuk efektivitas dan imunigenitas sedang dalam penelitian, belum selesai," ungkapnya.

Kusnandi juga membantah adanya sejumlah isu mengenai efek samping yang luar biasa dari vaksinasi Covid-19.

"Jadi kita telah melakukan (uji coba vaksin), tidak terjadi apa-apa."

"Isu yang beredar vaksin begini vaksin begitu, itu enggak, Indonesia sudah terbiasa dengan imunisasi," ungkap Kusnandi.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Gratis: Cek Penerima di pedulilindungi.id/cek-nik, Masukkan NIK

Baca juga: Ketua Tim Uji Klinis: Vaksin Covid-19 Sinovac Miliki Keamanan yang Cukup Baik

ilustrasi vaksin Covid-19 (Freepik)

Kusnandi menegaskan, manfaat vaksin jauh lebih besar dari efek samping yang ditimbulkan.

"Memang ada efek samping, tapi tidak menyebabkan hal merugikan, dan jauh lebih baik dari efek sampingnya," ujar Kusnandi.

Adapun Kusnandi merinci ada 1.603 orang yang telah disuntik vaksin Covid-19 dalam tahap kedua.

"Dari 1.800 yang kita screening, kita lakukan rapid test dan swab, yang dapat memenuhi persyaratan 1.732, kita screening lagi menjadi 1.620 orang yang telah kita suntikan pertama, dan suntikan kedua yang hadir 1.603 orang," ungkap Kusnandi.

Pernyataan BPOM

Sementata itu Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan ( BPOM) Penny K Lukito mengatakan, sejauh ini data-data uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac yang sudah tiba di Tanah Air menunjukkan hasil positif.

Selain di Indonesia, vaksin Sinovac saat ini tengah diuji klinis di Brasil, Turki, dan Chile. Penny mengatakan, uji klinis di Brasil dan Turki sudah ada hasil yang bisa dicocokkan dengan pengujian di Indonesia yang digelar di Bandung.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Dijadwalkan Pekan Depan, Berlangsung 4 Tahap, Ini Penjelasannya

Dilansir Kompas.com, Penny menyebut dari hasil komunikasi, data-data hasil uji klinis di Brasil dan Turki ditemukan konsisten dengan data-data pengujian yang dilakukan di Bandung.

"Sampai saat ini, data-data menunjukkan hasil yang baik sehingga ini terus meningkatkan rasa percaya diri kami sebagai evaluator sehingga hasilnya akan jadi baik," kata Penny usai penandatanganan peningkatan suplai komitmen letter vaksin dari perusahaan AstraZeneca dan Novavax pada Rabu (30/12/2020).

"Hasil-hasil data sementara uji klinis dari hasil pengamatan setelah penyuntikan kedua yang sudah selesai dan pengamatan selama 1, 3, dan 6 bulan, bertahap sudah diberikan," lanjut dia.

Vaksinasi Mulai Pekan Depan

Sementara itu Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto mengatakan vaksinasi Covid-19 dijadwalkan berlangsung pekan depan.

Hal itu disampaikan Airlangga usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, (4/1/2021).

"Tadi dilaporkan bahwa pemerintah akan segera memulai untuk melakukan vaksinasi yang dijadwalkan sekitar pertengahan bulan atau minggu depan," kata Airlangga.

Pemerintah menurut Menteri Koordinator bidang Perekonomian tersebut masih menunggu izin penggunaan darurat atau Emergency use Authorization (EuA) vaksin Sinovac dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan juga fatwa kehalalan vaksin dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Baca juga: Menko Airlangga: Vaksin Covid-19 Sudah Didistribusikan ke Daerah Mulai Januari 2021

Baca juga: Program Vaksinasi Memakan Waktu 15 Bulan, Vaksin untuk Masyarakat Dijadwalkan Mulai April 2021

Dalam memproses izin penggunaan darurat vaksin Sinovac, BPOM kata Airlangga dibantu data-data dari uji klinik yang dilakukan di Bandung dan negara lain yang menggunakan vaksin serupa.

"Data-data (uji klinik) akan digunakan mulai dari data Turki, data Bandung dan juga data-data yang diberikan secara scientific dari Brazil dan juga dari Sinovac itu sendiri," pungkasnya.

Airlangga Hartanto (Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S)

Sebelumnya pemerintah menegaskan bahwa program vaksinasi Covid-19 di Indonesia akan dilakukan selama 15 bulan terhitung dari Januari 2021 hingga Maret 2022.

Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmidzi mengatakan bahwa vaksinasi Covid-19 kepada 181,5 juta masyarakat Indonesia akan dilakukan secara bertahap dan dibagi ke dalam dua periode.

"Pelaksanaan vaksinasi selama 15 bulan ini akan berlangsung dalam dua periode," kata dia dalam konferensi pers virtual, Minggu, (3/1/2021).

Periode pertama, vaksinasi akan dilakukan pada Januari hingga April 2021. Vaksinasi di periode pertama tersebut akan diprioritaskan bagi tenaga kesehatan dan petugas publik di 34 provinsi.

"Periode pertama itu berlangsung dari Januari hingga April 2021 dan akan memprioritaskan kepada 1,3 juta tenaga kesehatan dan 17,4 juta petugas publik yang ada di 34 provinsi," kata dia.

Setelah periode pertama selesai maka vaksinasi Covid-19 akan dilakukan kepada masyarakat lainnya. Vaksinasi Covid-19 periode kedua memakan waktu kurang lebih 11 bulan dari April 2021 hingga Maret 2022.

"Artinya akan menjangkau jumlah masyarakat sisa dari periode pertama. jadi teman-teman media kita ketahui bahwa pelaksanaan vaksinasi ini akan membutuhkan waktu 15 bulan yang akan berlangsung dalam dua periode," katanya.

Meskipun vaksinasi Covid-19 akan segera dilakukan Nadia meminta masyarakat tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan, mulai dari memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

"Sebelum dan saat proses vaksinasi berlangsung kami tentunya tetap mendorong seluruh masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan 3M dengan ketat Karena perjalanan kita masih cukup panjang untuk bisa keluar dari pandemi covid 19 ini," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Gilang Putranto/Taufik Ismail) (Kompas.com/Deti Mega Purnamasari)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!

Berita Populer

Berita Terkini