Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui distribusi vaksin Covid-19 tidak mudah.
Budi menerangkan, setiap tahun logistik vaksin wajib Indonesia mencapai 200 juta. Kemudian ditambah dengan distribusi vaksin Covid-19 mencapai 426 juta.
Ia mengatakan, logistik rantai dingin yang dimiliki pemerintah tidak lagi cukup untuk mendistribusikan vaksin.
"Kita harus naik dari antara 150-200 juta setahun vaksinasi menjadi 626 juta dalam waktu setahun vaksinasi. It very complicated rantai dingin ini," ujarnya Kompas100 CEO Forum yang digelar virtual, Kamis (21/1/2021).
Baca juga: Istana Yakin Kemenkes dan BPOM akan Evaluasi Penggunaan Vaksin Pfizer
Baca juga: Penerima Vaksin Covid-19 Alami Demam hingga Nyeri, Dokter: Reaksi Ini Wajar, Masuk Kategori Ringan
Wakil Menteri BUMN ini mengatakan, vaksinasi rubella, cacar maupun difteri tidak mungkin dihentikan distribusinya.
"Vaksinasi anak-anak ini tidak boleh berhenti. Kenapa? ini masa depan bangsa kita sekarang dari 200 juta tambah lagi 426 juta menjadi 626, tiga kali lipat dari kapasitas yang biasa yang ada," ungkap Budi.
Untuk itu, sebagai mendukung distribusi vaksin Covid-19, pemerintah mengambil langkah untuk bekerja sama dengan logistik rantai dingin milik swasta.
"Dan vaksin ini harus dengan logistik rantai dingin antara 2 sampai 8 derajat celcius. Tidak semua perusahaan mampu. Kita sudah cek logistik rantai dingin yang dimiliki pemerintah tidak cukup dan kita akan bekerjasama dengan perusahaan perusahaan logistik swasta yang mampu membantu kita untuk mendukung logistik rantai dingin," jelas dia.