News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Menkes Budi Sadikin Akan Daftarkan GeNose ke WHO

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas memeriksa sampel napas GeNose C19 calon penumpang kereta api jarak jauh di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Kamis (4/2/2021). Mulai 5 Februari 2021 PT KAI menyediakan layanan pemeriksaan GeNose C19 sebagai alat pendeteksi Covid-19 di Stasiun Pasar Senen dan Stasiun Tugu, Yogyakarta, sebagai syarat untuk naik kereta api jarak jauh dengan dikenai tarif sebesar Rp 20.000. Tribunnews/Jeprima

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin berencana akan mendaftarkan GeNose C19 ke Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).

Hal ini dia sampaikan dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (9/2/2021). Budi mengatakan GeNose menurutnya baik digunakan untuk tahap screening masyarakat terkena Covid-19 atau tidak.

"Khusus mengenai GeNose, memang GeNose itu baik untuk screening. Kita sudah membeli beberapa tapi belum bisa digunakan untuk diagnostik medis," ujar Budi, dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (9/2/2021).

Sebelum diajukan kepada WHO, Budi mengatakan GeNose tersebut akan dites terlebih dahulu di Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes (Balitbangkes) bersama dengan UGM.

Baca juga: Genjot Testing dan Tracing Covid-19, Menkes Minta Jokowi Tidak Panik

Baca juga: Epidemiolog Nilai PPKM Tak Efektif Perangi Corona, Pengetatan Bohong, Masyarakat Berjuang Sendiri

Baca juga: Menteri Sandiaga Berharap GeNose C19 Bisa Pulihkan Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

"Jadi sekarang kita membeli beberapa GeNose, mau kita test di Balitbangkes dengan UGM untuk bisa diajukan ke WHO,” jelasnya.

Lebih lanjut, Budi berharap GeNose dapat dipergunakan untuk keperluan medis. Namun hal itu harus menunggu persetujuan WHO.

"Untuk bisa secara medis itu harus ada persetujuan dari WHO. Mudah-mudahan nanti bisa digunakan," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini