Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan untuk melakukan penelitian lebih besar terkait rehabilitasi untuk penderita 'Long Covid' pasca sembuh dari virus corona (Covid-19).
Hal ini disampaikan dalam seminar pertama yang digelar pada Selasa kemarin.
Lembaga ini mengumpulkan para ahli untuk berbagi wawasan tentang pemahaman yang kurang mendalam terkait kondisi para penyintas Covid-19.
Ini merupakan seminar pertama dari serangkaian seminar terencana yang bertujuan untuk memperluas pemahaman tentang kondisi pasca-Covid-19.
Seminar ini tidak hanya memberikan ruang bagi para ilmuwan dan dokter untuk menyampaikan kesaksiannya, namun juga pengakuan dari para penderita itu sendiri.
Saat ini memang sedikit yang diketahui tentang alasan mengapa beberapa orang yang telah melewati fase akut Covid-19 dan berjuang untuk pulih (penyintas), justru malah menderita gejala berkelanjutan.
Termasuk kelelahan, kabut otak serta gangguan jantung dan neurologis.
Dikutip dari laman Hindustan Times, Rabu (10/2/2021), studi menunjukkan bahwa satu dari 10 kasus berpotensi memiliki gejala berkepanjangan, satu bulan setelah terinfeksi.
Ini berarti jutaan orang mungkin telah menderita penyakit berkelanjutan.
Baca juga: PAPDI Rekomendasikan Penyintas Covid-19 Bisa Divaksinasi Coronavac, Syaratnya Minimal 3 Bulan Sembuh
Baca juga: Penyintas Covid-19 Bisa Donorkan Plasma Konvalesen Wajib Swab PCR Negatif, Bebas Gejala Corona
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa dengan mengalihkan perhatian dari pandemi virus corona menuju kampanye vaksinasi, Long Covid diharapkan tidak berkepanjangan.
Ia menjelaskan dampak Long Covid pada masyarakat dan ekonomi mulai terlihat jelas.
Dokter Inggris dari International Severe Acute Respiratory and Emerging Infection Consortium, Gail Carson memperingatkan bahwa 'Long Covid bisa menjadi pandemi'.
Ia pun mempresentasikan temuan dari forum dukungan pasca-Covid dan mengangkat bahwa ada penyakit yang tidak terdeteksi namun dialami para penderita setelah pulih dari Covid-19.
Bahkan bagi banyak orang yang tidak pernah dirawat di rumah sakit karena virus, kondisi para penyintas ini telah mengubah pandangan hidup.
"Orang-orang kehilangan pekerjaan, mereka kehilangan interaksi, ada urgensi nyata untuk mencoba memahami ini," kata Carson.
Carson mengatakan, penyakit lanjutan pasca Covid pada anak-anak bahkan kurang bisa dikenali, dibandingkan pada orang dewasa.
Sementara itu, Kepala Teknis WHO untuk Covid-19, Maria Van Kerkhove menyampaikan bahwa organisasi tersebut terus mempelajari aspek pandemi ini.
"Kami tahu bahwa ada lebih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Kami memang perlu menunjukkan kasih sayang satu sama lain, tetapi di sini kami juga harus gigih untuk mendapatkan jawabannya," kata Maria.