News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penanganan Covid

Lampu Hijau BPOM untuk Vaksin Buatan Bio Farma, Bagaimana Mutunya?

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala BPOM, Penny K Lukito saat jumpa pers, Senin (11/1/2021).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan(BPOM) memberikan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) pada vaksin Covid-19 buatan PT Bio Farma Persero.

Diketahui, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) farmasi itu memproduksi 15 juta bahan baku vaksin Sinovac yang tiba di tanah air, Kamis (12/1/2021) lalu.

"Pada hari ini 16 Februari 2021 bisa disetujui dan mendapatkan EUA dari Badan pengawas obat dan makanan Republik Indonesia," ujar Kepala BPOM Penny K Lukito dalam konferensi pers virtual, Selasa (16/2/2021).

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Tahap Dua, Hari Ini Pedagang Pasar Tanah Abang Disuntik

Baca juga: 7,5 Juta Vaksin Covid-19 Diproduksi Bio Farma, Petugas Pelayanan Publik Jadi Sasaran Vaksinasi

Vaksin produksi Bio Farma ini diberi nama Vaksin Covid-19 dengan nomor registrasi EUA 2102907543A1.

Pekerja dengan penjagaan petugas kepolisian melakukan bongkar muat Envirotainer berisi vaksin COVID-19 Sinovac setibanya dari Beijing di Terminal Cargo Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (31/12/2020). Sebanyak 1,8 juta dosis vaksin COVID-19 Sinovac kembali tiba di Indonesia yang selanjutnya dibawa ke Bio Farma Bandung untuk dilakukan uji klinis. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Perempuan berhijab ini mengatakan, vaksin dikemas dalam bentuk persediaan vial 5 ml yang berisi 10 dosis.

Vial dikemas dalam dus dan stabil disimpan dalam suhu 2 hingga 8 derajat celcius.

"Setiap vial dilengkapi dengan dua dimensi barcode, menunjukkan identitas masing-masing vial," ujar dia.

Bahan Sama dengan Vaksin Sinovac, Tapi Mutu dan Kemanan Perlu Diuji
Penny mengatakan, meski vaksin yang diproduksi di PT Bio Farma memiliki kandungan dan profil yang sama dengan yang diproduksi oleh Sinovac, penjaminan mutu, khasiat, dan keamanan juga perlu diuji dan evaluasi.

Alasannya, adanya perbedaan tempat produksi dan perbedaan kemasan sebelumnya.
"Sesuai peraturan yang sudah diwajibkan internasional dan Indonesia maka perlu diregistrasikan kembali sebelum mendapatkan persetujuan penggunaan.

Sebelumnya adalah single dose sekarang menjadi multi dose, ini lebih efektif lebih efisien," ujar Penny.

Diketahui, PT Bio Farma telah merampungkan produksi 15 juta bahan baku tersebut pada 11 Februari 2021 lalu. Dari 15 juta bahan baku, Bio Farma menghasilkan 13 juta vaksin Covid-19 siap pakai.
PT Bio Farma menargetkan, pengiriman secara bertahap 140 juta dosis bahan baku vaksin Sinovac rampung pada Juli 2021.

"Bahan baku vaksin Covid-19 dari Sinovac ini, akan terus berdatangan hingga mencapai 140 juta dosis, yang diperkirakan akan selesai terkirim pada Juli 2021 mendatang," ujar Juru Bicara PT. Bio Farma Bambang Heryanto saat dikonfirmasi.

Ia mengatakan, saat ini pihaknya tengah memproduksi bahan baku vaksin yang sebelumnya tiba dalam dua gelombang. Yakni, sebanyak 15 juta dosis bahan baku dikirim pada tanggal 12 Januari 2021, dan 10 juta dosis terkirim pada 2 Februari 2021.

"Bahan baku yang ada sudah mulai di proses produksi di Bio Farma," ujarnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini