TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Vaksinasi kepada pedagang pasar telah dilakukan pertama kali di DKI Jakarta di Pasar Tanah Abang pada Rabu 17 Februari 2021.
Vaksinasi bagi pedagang pasar menandai program vaksinasi tahap kedua yang menyasar pedagang pasar, pegawai sektor pariwisata, lanjut usia, petugas pelayan transportasi publik, anggota TNI dan Polri, guru, tokoh agama, wakil rakyat, pejabat negara, pegawai daerah, atlit, dan jurnalis.
Arief Nasrudin, Direktur Utama PD Pasar Jaya mengapresiasi program pemerintah yang sangat cepat membaca agar ekonomi kita pulih.
Minat pedagang muncul luar biasa menjelang satu hari sebelum pelaksanaan vaksinasi di Tanah Abang.
"Sehingga target hari pertama mencapai 1.400 pedagang yang sudah divaksin, dan hari kedua juga 1.400 pedagang, jadi kini total sudah 2.800 pedagang yang sudah divaksinasi,” terangnya dalam acara Dialog Produktif yang diselenggarakan KPCPEN “Transaksi Jalan, Prokes Tetap Diutamakan” yang ditayangkan di kanal youtube FMB9ID_IKP, Jumat (19/2).
Arief Nasrudin menerangkan, angka sebelum sensus memang diperkirakan ada 50.000 pedagang tapi setelah disensus kurang lebih angkanya 30–40 ribuan.
Mudah- mudahan angkanya bisa lebih dari itu. Kita memang canangkan untuk vaksinasi di angka kurang lebih 53.000,” katanya.
Baca juga: BREAKING NEWS Update Corona 19 Februari: Pasien Positif Tambah 10.614, Sembuh 10.783, Meninggal 183
Tidak berhenti di Tanah Abang, PD Pasar Jaya akan bergerak cepat melakukan vaksinasi ke pasar-pasar lainnya.
“Kita sudah rencanakan dengan Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan untuk memvaksinasi di Jakarta Pusat, Timur, Barat, Utara dan Selatan sampai masuk ke pasar besar dan pasar kecil.
Saat ini kami sedang mensensus semua pedagang by name by address sehingga tidak salah dalam pelaksanaannya nanti,” ujarnya.
Manfaat vaksinasi ini dilihat oleh Arief Nasrudin akan mampu menciptakan kepercayaan bagi pelaku ekonomi.
“Saat vaksinasi dilakukan di seluruh pasar, harapannya adalah ekonomi mulai bergeliat juga, sehingga pemerintah bisa mengakselerasi vaksinasi ke sektor lain agar pertumbuhan ekonominya mulai membaik,” pungkasnya.
Baca juga: Pria Tewas Ditusuk saat Membeli Sayuran di Pasar, Pelaku Tiba-tiba Datang dan Ribut dengan Korban
dr. Falla Adinda, dokter dan tim penanganan COVID-19 mengatakan, langkah pemerintah untuk memvaksinasi pedagang pasar di tahap kedua ini menurut saya langkah yang sudah tepat, karena dianggap paling berisiko.
Setelah pedagang pasar, sektor yang berisiko lainnya adalah sektor perhotelan dan restoran, lalu petugas pelayanan publik.
"Artinya Indonesia punya prioritas tersendiri, tinggal bagaimana masyarakat tetap menjaga keinginan mereka untuk divaksin dan menjalankan protokol kesehatan,” kata Falla.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) juga menanggapi positif langkah Kementerian Kesehatan untuk memasukkan sektor pariwisata sebagai penerima vaksin Covid-19 tahap kedua.
Maulana Yusran, Sekretaris Jenderal PHRI pada kesempatan yang sama juga menyampaikan, ada 121.485 tenaga kerja yang akan menerima vaksin tahap kedua nantinya dari 1.549 perusahaan yang ada di seluruh Indonesia.
Data tersebut diperoleh setelah adanya penyesuaian dengan Kemenkes,” terangnya.
“Tentu kami apresiasi upaya pemerintah karena usulan kami terealisasikan untuk vaksinasi di sektor pariwisata khususnya tenaga kerja perhotelan dan restoran.
Respon pekerja beragam, tapi sebagian besar antusias sehingga saat mengumpulkan data, kami sedikit kewalahan,” terangnya.
Seperti halnya kelompok pedagang pasar, PHRI juga menyuarakan pandangan serupa,
“Inilah harapan kami dengan divaksinasi, sektor pariwisata bisa bergerak kembali.
Selama 12 bulan selama pandemi berlangsung, hotel dan restoran memang agak kesulitan beroperasi,” terang Maulana Yusran.
Baca juga: Ketahui Bahaya Hamil di Bawah Umur dari Sisi Kesehatan
Falla menambahkan, protokol kesehatan itu dibuat agar masyarakat tetap menjalankan aktivitas tanpa tetap aman terinfeksi dan timbal baliknya ekonomi bisa berjalan sehingga pelaku usaha hotel dan restoran bisa menerapkan kampanye lingkungan yang sehat aman, sehingga masyarakat merasa aman ketika berkunjung.
“Ketika bicara vaksinasi memang bicara efektivitas dan efikasi (kemanjuran) vaksin. Angka efikasi vaksin Sinovac yang dikeluarkan Badan POM menunjukkan 65,5%.
Angka ini cukup baik, tetapi ada kemungkinan kecil kita bisa terinfeksi namun dengan gejala ringan, itulah kenapa kita dihimbau setelah vaksinasi harus tetap menjalankan protokol kesehatan,” tuturnya.