TRIBUNNEWS.COM - Berikut update jumlah pasien virus corona atau Covid-19 di Indonesia yang tercatat hingga Sabtu (20/2/2021).
Jumlah kasus positif virus corona tercatat ada penambahan 8.054 kasus, dari sebelumnya 1.263.299 kasus.
Kini total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 1.271.353 sejak pertama terkonfirmasi pada 2 Maret 2020 lalu.
Hal tersebut tercatat dalam website resmi Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, covid19.go.id, yang diakses Tribunnews.com pada Sabtu sore.
Baca juga: Kata Menkes Mutasi Baru Covid-19 di Indonesia Belum Terdeteksi
Kabar baiknya, terdapat penambahan pasien Covid-19 yang berhasil sembuh sebanyak 9.835 orang.
Jumlah pasien sembuh saat ini berjumlah 1.078.840 jiwa dari pasien sebelumnya sebanyak 1.069.005 jiwa.
Sementara, jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia juga bertambah sebanyak 164 pasien.
Total pasien meninggal dunia akibat virus corona menjadi 34.316, dari sebelumnya 34.152 pasien.
Penambahan kasus positif Covid-19 tersebut tersebar di seluruh wilayah provinsi di Indonesia.
Provinsi DKI Jakarta kini menjadi provinsi dengan jumlah kasus terbanyak.
Disusul dengan Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
Baca juga: Menkes Klaim Mobilitas Masyarakat Saat Imlek Tak Tinggi, Covid-19 Dapat Ditekan
Baca juga: Positif Covid-19, Kini Ashanty Dilarikan ke Rumah Sakit, Asisten: 7 Hari Ini Sedang Naik Turun
Komite Penanganan Covid-19 Siapkan 4 Strategi Percepat Vaksinasi
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menugaskan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk memperbesar jumlah pelaksanaan vaksinasi.
Hal tersebut dilakukan guna mempercepat penyelesaian vaksinasi bagi seluruh warga Indonesia.
Sekretaris Eksekutif I Komite Penanganan Covid-19 dan PEN Raden Pardede menuturkan, saat ini jumlah penyuntikan vaksin yang dilakukan tenaga kesehatan (nakes) pemerintah baru mencapai 70.000-80.000 orang per hari.
Menurut perkiraan dari Johns Hopkins University, pelaksanaan vaksinasi di Indonesia baru akan selesai dalam waktu 10 tahun.
Mengingat jumlah pengidap Covid-19 lebih dari 1 juta orang dan jumlah penduduk mencapai lebih dari 260 juta.
"Sekarang ini memang masih kecil sekitar 70.000-80.000. Ini yang akan ditingkatkan dan kita persiapkan dalam 1-2 bulan terakhir supaya kita mampu memvaksinasi lebih besar," ujar Raden, Sabtu (20/2/2021).
Baca juga: Komite Penanganan Covid-19 Siapkan Empat Strategi Percepat Vaksinasi
Baca juga: Wakil Ketua MPR RI Ingatkan Pentingnya Hindari Inkonsistensi dalam Proses Pengendalian Covid-19
Ada beberapa hal yang menyebabkan pelaksanaan vaksinasi di Indonesia baru sedikit.
Namun faktor utamanya adalah jumlah kedatangan vaksin dari negara produsen yang masih terbatas.
Selain itu, pemberian vaksin secara masif juga terkendala jumlah rumah sakit atau fasilitas kesehatan milik pemerintah yang jumlahnya tidak sebanyak milik swasta.
"Untuk tahap awal pemerintah memprioritaskan pemberian vaksin secara bertahap bagi nakes yang jumlahnya mencapai 1,5 juta orang."
"Sambil juga memperbaiki cara-cara kita memvaksinasi, termasuk menambah jumlah fasilitas kesehatan untuk memvaksinasi dan menambah tim vaksinator kita," jelas Raden.
Tak hanya membutuhkan untuk perbanyakan faskes dan tenaga vaksinator, tapi pemerintah juga harus melibatkan rumah sakit dan faskes milik swasta untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi.
Baca juga: Dinilai Efektif Turunkan Kasus Covid-19, PPKM Mikro Diperpanjang Hingga 8 Maret 2021
Baca juga: Fakta Wabup Nganjuk Terkena Covid-19, Sudah Terima 2 Kali Vaksin, Alami Gejala Tak Enak Badan
Strategi keempat yang akan dilakukan adalah terus memperbaiki data kesehatan masyarakat sehingga vaksinasi tidak hanya masif namun juga efektif.
"Itu yang kita lakukan sekarang ya. Jadi penambahan vaksinator, penambahan fasilitas kesehatan, dan juga perbaikan dari data ya. Dan nanti kita juga akan melibatkan swasta, lebih agresif lagi dalam vaksinasi ini."
"Swasta dalam arti, rumah sakit-rumah sakit swasta, demikian juga fasilitas kesehatan swasta, demikian juga nanti value chain atau supply chainnya swasta akan kita gunakan. Ini yang kita persiapkan di kuartal kedua," papar Raden.
Dengan penerapan empat strategi tersebut, Komite Penanganan Covid-19 dan PEN akan mengupayakan jumlah penyuntikan vaksin bisa meningkat secara signifikan.
Mulai kuartal II dan kuartal III dan berjalan konsisten untuk seterusnya.
"Jadi memang nanti yang kita harapkan terjadi percepatan itu sebagaimana target bapak presiden, itu di kuartal kedua dan kuartal ketiga itu kita harus bisa memvaksinasi hampir 1 juta orang per hari. Ini yang sekarang kami akan kejar sehingga mampu memvaksinasi jauh lebih besar lagi," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani)(Tribun Network)