TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih mengatakan, adanya temuan mutasi Sars-Cov2 yang masuk ke Indonesia semakin menguatkan protokol kesehatan 3M makin penting dijalankan.
"Karena dinamikanya luar biasa dan mutasinya di berapa tempat dan yang terbaru dari Inggris ini semakin menguatkan ke kita bahwa langkah 3M itu tidak boleh kendor," ujar Daeng dalam diskusi yang digelar virtual, Selasa (2/3/2021).
Ia mengatakan, meski vaksinasi terus berjalan namun pelayanan terhadap yang sakit harus dilakukan.
Baca juga: Tepat Setahun Pandemi, Wamenkes Umumkan Mutasi Virus Corona dari Inggris Masuk ke Indonesia
Kemudian strategi testing, tracing, dan treatment juga dilakukan.
"Tapi 3M ini tidak boleh kendor karena untuk mengurangi penapis atau membentengi dari mutasi mutasi yang berubah terus ya apalagi mutasi baru yang kita takutkan dari Inggris ini," ungkapnya.
"Kalau 3M tidak kendor maka saya yakin pasti kita masih bisa menangkal virus corona," sambung Daeng.
3M dimaksud adalah singkatan dari rajin Mencuci tangan. Memakai masker untuk mencegah penularan Covid-19.
Bertepatan setahun pandemi Covid-19 di Indonesia, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, pemerintah menemukan mutasi baru virus Corona atau B117 di Indonesia asal Inggris.
Hal itu disampaikan Dante dalam acara peringatan satu tahun Covid-19 yang digelar Kemenristek/BRIN, Selasa (2/3/2021).
"Kalau 1 tahun yang lalu kita menemukan kasus 01 dan 02 Covid-19. Tadi malam saya mendapatkan informasi bahwa dalam tepat 1 tahun hari ini, kita menemukan mutasi B117, UK mutation di Indonesia," kata Dante.
Mutasi virus baru yang diberi nama B1.1.7 atau VUI 202012/01 ini dilaporkan sejumlah ahli memiliki kecepatan penularan yang lebih cepat dari jenis aslinya.
Virus strain baru ini pertama kali ditemukan di Inggris pada akhir tahun lalu.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan, strain baru virus corona itu 70 persen lebih menular dibandingkan jenis aslinya.