News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Mutasi Virus Corona Sangat Cepat, Usai B117 Kini Muncul N439K, Termasuk Tipe Liar Seperti di Wuhan

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi virus corona.Mutasi Virus Corona Sangat Cepat, Usai B117 Kini Muncul N439K, Termasuk Tipe Liar Seperti di Wuhan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masih hangat soal mutasi virus B117, kini muncul lagi strain baru covid-19 yang disebut N439K. Seperti apa mutasi virus ini?

Daeng M Faqih, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengingatkan kepada masyarakat bahwa ada ancaman baru mutaso virus N439K.

Daeng menyampaikan, mutasi N439K ini sudah ditemukan di 30 negara.

Ilustrasi Strain Baru Covid-19, Mutasi Virus Corona yang Pertama Kali Ditemukan di Inggris, Apa Gejalanya? (The Quint)

Sebelumnya di Indonesia sebelumnya, empat kasus mutasi Covid-19 B117 sudah ditemukan di Senin (8/3/2021).

Mengingatkan ada ancaman baru yakni mutasi N439K. Daeng mengatakan bahwa varian virus Corona ini lebih berbahaya.

Baca juga: IDI Beri Peringatan, Waspada Mutasi Virus Corona N439K, Berasal dari Inggris Menyebar ke 30 Negara

Baca juga: Epidemiolog: Strain Baru Corona N439K Mampu Mengakali Antibodi Bahkan Vaksin

Ia mengkhawatirkan jika sampai di Indonesia, virus tersebut akan cepat menyebar.

"Saat ini ada virus (Corona) baru, sifatnya berbeda dari virus yang pernah ada, dengan kecepatan mutasi yang cepat

Belum lama ini pemerintah mengumumkan varian B117, sementara di dunia telah terdapat varian baru lagi yang ditemukan di Ingris yakni N439K," ujar Daeng M Faqih saat jumpa pers di Sekretariat PB IDI, Jakarta Pusat, Rabu (10/3/2021).

Menanggapi hal ini, masyarakat dihimbau untuk berhati-hati, tetap menjaga kesehatan, dan mematuhi protokol yang ada.

Dalam pemarannya, untuk menekan laju penularan, Daeng menghimbau bagi yang memiliki komorbiditas (penyakit penyerta) yang rentan, disarankan untuk melakukan kontrol kesehatan secara rutin, untuk menhindari dampak fatal dari terpaparnya Covid-19.

Daeng juga menekankan ke masyarakat untul tidak menyepelekan pemakaian masker, khususnya masker bahan, Ia menghimbau untuk memakasi masker yang berstandar kesehatan atau dilapis tiga.

N439K Lebih Pintar Akali Antibodi dan Vaksin

ilustrasi vaksin (Freepik)

Munculnya strain baru virus corona (Covid-19) yang disebut N439K dan telah ditemukan di 30 negara, membuat banyak pihak meningkatkan kewaspadaan.

Strain baru ini pun dianggap lebih 'pintar' jika dibandingkan dengan strain lainnya.

Lalu bagaimana tanggapan ahli mengenai kemunculan strain baru Covid-19 ini ?

Epidemiolog Universitas Griffith Dicky Budiman mengatakan mutasi N439K ini juga terkandung dalam varian B.1.258∆ yang ditemukan pada sebagian negara Eropa.

"Varian B.1.258∆ yang ditemukan di sebagin negara Eropa juga mengandung mutasi N439K pada protein Spike," ujar Dicky, kepada Tribunnews, Kamis (11/3/2021) siang.

Strain ini lebih menempel dan mengikat lebih kuat ke reseptor ACE2 manusia yang bertindak sebagai 'pintu masuk' virus untuk memasuki sel inang.

Kemudian strain ini disebut bisa menghindari kekebalan terhadap antibodi, bahkan vaksin.

"Substitusi N439K meningkatkan afinitas pengikatan ke reseptor ACE2 dan telah terbukti memfasilitasi virus dapat menghindari kekebalan dari antibodi monoklonal, serta dari serum poliklonal pada orang yang sembuh dari infeksi. Kemudian (mampu) mengakali respons antibodi, termasuk terapi atau vaksin," kata Dicky.

Mirip yang Ditemukan di Wuhan, N439K Temasuk Tipe Liar

Ia pun menjelaskan bahwa terkait penyebarannya, varian yang didalamnya terkandung mutasi N439K ini memiliki kemiripan dengan virus Covid-19 yang pertama kali ditemukan di Wuhan.

Oleh karena itu disebut sebagai wild virus karena mampu menyebarkan penyakit.

"Varian yang membawa mutasi N439K mirip dengan novel coronavirus tipe liar dari Wuhan dalam kemampuannya menyebarkan dan menyebabkan penyakit," tegas Dicky.

Namun yang perlu dicatat adalah strain baru ini mampu mengikat lebih kuat pada reseptor ACE2 manusia.

(Tribunnews.com/Alivio/Fitri Wulandari)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini